Harga minyak telah bertahan terhadap pelemahan ekonomi China dalam beberapa pekan terakhir....
Singapura (ANTARA) - Minyak menghapus kerugian marjinal awal di perdagangan pada Kamis sore, naik ke puncak multi-bulan karena pasar mempertimbangkan kekhawatiran keterbatasan pasokan dengan kekhawatiran permintaan bahan bakar menjelang data inflasi utama Amerika Serikat (AS).

Minyak mentah berjangka Brent terangkat 26 sen atau 0,3 persen, menjadi diperdagangkan di 87,81 dolar AS per barel pada pukul 06.27 GMT, mencapai level tertinggi sejak 23 Januari.

Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) bertambah 25 sen atau 0,3 persen, menjadi diperdagangkan pada 84,65 dolar AS per barel, level yang terakhir terlihat pada November 2022.

Harga minyak telah didukung oleh kekhawatiran tentang keterbatasan pasokan, karena ketegangan antara Rusia dan Ukraina di wilayah Laut Hitam dapat mengancam pengiriman minyak Rusia, di atas perpanjangan pengurangan produksi oleh Arab Saudi.

"Harga minyak telah bertahan terhadap pelemahan ekonomi China dalam beberapa pekan terakhir, dengan pelaku pasar memilih untuk menempatkan fokus mereka pada kondisi pasokan yang lebih ketat dari Arab Saudi dan pengurangan produksi Rusia untuk melanjutkan pelepasan mereka dari posisi bearish sebelumnya," tulis Yeap Jun Rong, analis pasar di IG, dalam sebuah catatan.

Pengekspor utama Arab Saudi berencana untuk memperpanjang pemotongan produksi sukarela sebesar 1 juta barel per hari satu bulan lagi termasuk September. Rusia juga mengatakan akan memangkas ekspor minyak sebesar 300.000 barel per hari pada September.

Pasar sedang menunggu Indeks Harga Konsumen (IHK) Juli dari Amerika Serikat, yang akan dirilis pada Kamis waktu setempat, yang akan mengarahkan kebijakan moneter Federal Reserve di masa depan.

Pengamat pasar memperkirakan IHK menunjukkan sedikit percepatan dari tahun ke tahun, sementara pada basis bulan ke bulan, harga konsumen diperkirakan meningkat 0,2 persen, tingkat yang sama seperti pada Juni.

"Menjelang hari ini, investor minyak akan secara luas mengamati data inflasi AS yang diantisipasi untuk mencerminkan sedikit rebound, sebuah skenario yang kemungkinan akan memacu kekhawatiran kenaikan suku bunga lebih lanjut," kata Priyanka Sachdeva, analis pasar senior dari Phillip Nova, dalam sebuah catatan. .

"Investor gelisah karena rebound inflasi AS akan memberikan lebih banyak dorongan kepada Federal Reserve untuk melanjutkan sikap hawkish-nya, sebuah skenario yang menjadi pertanda buruk bagi permintaan minyak dalam jangka panjang," katanya.

Membatasi kenaikan minyak, persediaan minyak mentah AS naik 5,9 juta barel pada pekan lalu menjadi 445,6 juta barel, dibandingkan dengan ekspektasi para analis dalam jajak pendapat Reuters untuk kenaikan 0,6 juta barel, data Badan Informasi Energi AS menunjukkan pada Rabu (9/8).

Ekspor minyak mentah AS turun 2,9 juta barel per hari pekan lalu, penurunan tertajam dalam catatan, menjadi 2,36 juta barel per hari, menurut data. Tetapi pasar memperkirakan ekspor minyak mentah naik, karena spread minyak mentah berjangka AS dan Brent, kata Phil Flynn, seorang analis di Price Futures Group.

Penumpukan stok minyak mentah AS terjadi setelah data menunjukkan sektor konsumen di China jatuh ke dalam deflasi dan harga pabrik memperpanjang penurunan pada Juli, meningkatkan kekhawatiran tentang permintaan bahan bakar di ekonomi terbesar kedua di dunia itu.

Sementara itu, Chevron dan Woodside Energy Group mengatakan pada Kamis bahwa mereka mengadakan pembicaraan dengan serikat pekerja untuk mencegah ancaman pemogokan di fasilitas gas Australia yang bersama-sama memasok sekitar 10 persen pasar gas alam cair (LNG) global.

Kekhawatiran atas pasokan LNG mendorong harga gas Eropa ke level tertinggi hampir 2 bulan pada Rabu (9/8) dan mendukung prospek permintaan solar sebagai bahan bakar alternatif.
Baca juga: Minyak capai tertinggi baru dipicu permintaan AS, pasokan lebih ketat
Baca juga: Minyak turun di Asia, kekhawatiran China kalahkan permintaan kuat AS

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2023