"Keputusan ini sudah final," ujar Bambang Sudibyo menjawab wartawan seusai rapat kerja dengan PAH IV DPD di Gedung DPD, Senayan, Jakarta.
Jakarta (ANTARA News) - Angka kelulusan Ujian Nasional (UN) SMP dan Madrasah Tsanawiyah (MTs) tahun pelajaran 2005/2006 mengalami peningkatan 4,96 persen dari 87,07 persen pada tahun lalu menjadi 92,03 persen, dan Depdiknas menegaskan tidak akan ada ujian ulangan bagi yang tidak lulus. "Secara keseluruhan jumlah kelulusan SMP dan MTs meningkat 4,96 persen dibanding dengan tahun sebelumnya, yang hanya 87,07 persen," kata Ketua Badan Standar Nasional Pendidikan (BNSP) Bambang Suhendro dalam jumpa pers di Jakarta, Senin sore. Secara umum pelaksanaan UN ke dua tahun ini berjalan lancar, baik dari persiapan, pelaksanaan, sampai dengan pemeriksaan hasil UN yang melibatkan tim pemantau independen. Mekanisme pelasanaan sama seperti di UN SLTA/MA yakni lembar jawaban UN dikumpulkan dari ruang ujian ke penyelenggara tingkat sekolah/madrasah, kemudian dikumpulkan ke penyelenggara tingkat kabupaten/kota dan penyelenggara provinsi. "Pemindaian dilakukan di tingkat provinsi dan penilaian dilakukan di tingkat pusat," ujar Bambang Suhendro. Hasil UN di daerah-daerah bencana seperti Nanggroe Aceh Darussalam (NAD), Sumatera Utara, Sulawesi Utara, Jawa Timur, Jawa Tengah dan DIY, dikatakan Ketua BSNP, tidak berbeda secara signifikan dibanding daerah-daerah lain yang tidak terjadi apa-apa. Ia menyatakan rasa prihatin terhadap siswa-siswa yang gagal dalam UN SMP tahun 2005/2006 dan BSNP akan terus memperbaiki penyelenggaraan UN berdasarkan masukan-masukan dari berbagai pihak. Hasil UN untuk SMP meningkat dari 87,03 persen menjadi 91,81 persen. Sedangkan, untuk MTs meningkat dari 87,21 persen menjadi 92,89 persen. UN tersebut diikuti oleh 3.008.938 siswa SMP dan MTs, terdiri dari 2.383.760 siswa SMP dan 625.178 siswa MTs. Bambang Suhendro juga menyebutkan rata-rata nilai setiap mata pelajaran meningkat. Untuk SMP rata-rata meningkat dari 6,45 menjadi 7,06 dan untuk MTs dari 6,38 menjadi 6,97. Secara keseluruhan meningkat dari 6,44 menjadi 7,04. Rata-rata setiap mata pelajaran juga meningkat. Suhendro mengatakan untuk SMP, bahasa Indonesia meningkat dari 6,64 menjadi 7,45. Bahasa Inggris dari 6,16 menjadi 6,61. Matematika 6,57 menjadi 7,12. Sedangkan, untuk MTs, bahasa Indonesia naik dari 6,40 menjadi 7,22. Bahasa Inggris dari 6,21 menjadi 6,67. Matemika dari 6,53 menjadi 7,02. Ia mengakui dalam UN kali ini ada sejumlah SLTP, baik negeri maupun swasta, di beberapa daerah yang tingkat kelulusannya nol persen. Namun, Suhendro mengelak mengungkapkannya. Sementara itu, Mendiknas Bambang Sudibyo menegaskan pemerintah tidak akan menyelenggarakan UN ulangan bagi mereka yang gagal UN tingkat SLTP tahun ini, kebijakan yang sama dengan UN SLTA. "Keputusan ini sudah final," ujar Bambang Sudibyo menjawab wartawan seusai rapat kerja dengan PAH IV DPD di Gedung DPD, Senayan, Jakarta. Mendiknas menegaskan siswa yang dinyatakan tidak lulus, tetap tidak lulus dan tidak bisa ada rekayasa untuk mengubahnya menjadi lulus. Pertimbangannya, Mendiknas tidak memiliki kewenangan untuk meluluskan siswa yang gagal tersebut. Terkait dengan ini pakar pendidikan Arief Rachman mendukung pernyataan Mendiknas. Pertimbangannya, ketegasan dalam suatu kebijakan diperlukan, sehingga bisa menjadi acuan bagi mereka yang berkepentingan terhadap kebijakan tersebut. Dalam kaitan itu Kepala Pusat Penerangan Pendidikan Depdiknas Bambang Wasito Adi menyebutkan bagi mereka yang tidak lulus bisa mengikuti program paket B setara SMP yang akan dimulai pada November mendatang. "Mereka bisa mendaftar di SLTA, sambil menunggu ijazah paket B. Situasi ini tergolong darurat," katanya menambahkan lulusan program paket ini di mata hukum setara dengan lulusan pendidikan formal. Untuk ujian paket B tingkat SMP/MTs, pendaftaran sudah bisa dilakukan segera, sedangkan pelaksanaannya akan dilakukan pada November mendatang, katanya dengan menjelaskan bahwa biayanya dibebankan kepada negara.(*)

Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2006