Jakarta (ANTARA) - Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Hasto Wardoyo mengapresiasi peluncuran "Bakso" dan "Keris", dua inovasi untuk mencegah stunting yang diinisiasi oleh Pemerintah Kabupaten Lombok Timur di Kecamatan Lenek, Nusa Tenggara Barat (NTB).

Inovasi “Bakso” merupakan akronim dari buat administrasi secara online, sedangkan "Keris" yakni kelas keluarga risiko stunting.

"Inovasi Bakso dan Keris akan membuat data semakin terintegrasi dan menjadi one and single website serta single identity, tentunya ini akan mempermudah proses intervensi penanganan stunting di lapangan," ujar Hasto dalam keterangan resmi di Jakarta, Kamis.

"Bakso" merupakan aplikasi yang ditujukan untuk mempermudah masyarakat dalam mendapatkan akses layanan administrasi kependudukan, yang didesain dengan dua sistem menu utama, yakni sistem yang bisa melayani diri sendiri dan sistem yang bisa digunakan untuk melayani orang lain.

Sedangkan inovasi "Keris" bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada keluarga rentan resiko stunting tentang pola asuh dan asupan gizi yang dibutuhkan, mulai dari hamil, melahirkan, hingga proses pengasuhan anak.

"Intervensi di Lombok Timur harus kuat, karena jika di Lombok Timur stunting menurun, tentu akan menurunkan angka stunting di NTB secara keseluruhan," kata Hasto.

Ia menegaskan, Presiden Joko Widodo memiliki visi bahwa Indonesia memiliki pendapatan per kapita yang tinggi di tahun 2045. Oleh karena itu, diperlukan Sumber Daya Manusia (SDM) yang bagus sesuai target tujuan pembangunan berkelanjutan yang memiliki banyak indikator, diantaranya tidak terjadi kelaparan, kemiskinan ekstrem, dan tidak ada stunting.

Hasto juga menjelaskan, fondasi utama tercapainya kemajuan bangsa adalah pembangunan keluarga, dan program Bangga Kencana bukan semata-mata hanya KB, melainkan juga bagaimana membangun keluarga secara utuh dari berbagai dimensi.

"Perlu ada edukasi secara terus menerus, kemudian penanganan yang bersifat konvergen, ketahanan pangan, dan pendataan yang mana hal-hal tersebut merupakan pilar dalam percepatan penurunan stunting nasional," ucap Hasto.

Dalam kunjungannya, Hasto juga menyematkan penghargaan Manggala Karya Kencana dan penghargaan Inovasi Program Percepatan Penurunan Stunting kepada Bupati Lombok Timur.

Bupati Lombok Timur Sukiman Azmy mengatakan bahwa permasalahan stunting saat ini menjadi fokus utama di Lombok Timur.

“Berdasarkan data E-PPGBM, angka stunting di 2020 sebesar 18,13 persen, sedangkan tahun 2022 menurun jadi 16,9 persen. Kabupaten Lombok Timur bertekad tahun 2024 bisa menurunkan angka stunting menjadi 14 persen sebagaimana target yang sudah diberikan Presiden,” kata Sukiman.

Sukiman berharap, melalui inovasi-inovasi yang telah dikembangkan dapat menjadi sarana yang tepat dalam upaya percepatan penurunan stunting di Kabupaten Lombok Timur sehingga target penurunan stunting nasional dapat tercapai.

Baca juga: BKKBN berikan penghargaan Gerakan Gotong Royong Bhakti Stunting NTB

Baca juga: BKKBN: Juang Kencana beri warisan penguatan KB untuk turunkan stunting

Pewarta: Lintang Budiyanti Prameswari
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2023