Keberhasilan ini tentu tidak lepas dari keterlibatan seluruh pihak utamanya peran Pemerintah Daerah melalui penyuluh pertanian yang berperan dalam pemberian bantuan bibit, melakukan monitoring, evaluasi, dan pendampingan, serta peran Perusahaan Umum
Kendari (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Konawe Utara, Sulawesi Tenggara, meluncurkan aplikasi "Pak Tani Konasara" untuk meningkatkan produktivitas, efisiensi, dan keuntungan pada usaha pertanian.

Peluncuran tersebut dilakukan Bupati Konawe Utara, Ruksamin, saat menghadiri peluncuran Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) bersama Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Sulawesi Tenggara.

Keterangan tertulis dari Pemkab Konawe Utara yang diterima di Kendari, Jumat, menyebutkan, Pemerintah Kabupaten Konawe Utara terus menguatkan inovasi dan sinergi kebijakan dalam rangka pengendalian inflasi dan respon terhadap tingginya resiko inflasi pangan.

Dengan mengedepankan sinergi dan inovasi kebijakan yang selaras dengan peta jalan pengendalian inflasi daerah, Bupati Ruksamin Ruksamin hadir dengan salah satu program unggulan dalam pengendalian inflasi pangan yaitu Program Pengembangan Kebun Pekarangan (P2KP), dan untuk menyesuaikan dengan perkembangan era digital.

Menurut Ruksamin, salah satu keuntungan utama dari inovasi "PakTani Konasara" adalah penggunaan data dalam pengambilan keputusan.

Dengan adanya sistem pengumpulan dan analisis data, petani dapat mengoptimalkan penggunaan sumber daya, memperbaiki kualitas tanaman dan meningkatkan produktivitas.

Selain itu, program P2KP dengan melakukan transformasi digitalisasi PakTani Konasara juga dapat membuka peluang baru untuk pengembangan bisnis pertanian.

Ia menjelaskan bahwa di wilayah yang dipimpinnya beberapa komoditas pangan mengalami tren peningkatan naik signifikan di antaranya komoditas kacang tanah, kedelai, bawang merah, cabai besar serta cabai rawit.

Produktivitas kacang tanah mencapai 10,5 ton/hektare dengan predikat tertinggi kedua se- Sulawesi Tenggara.

Kemudian produktivitas kedelai 1,6 ton/hektare, bawang merah 7,5 ton/hektare, cabai besar 17,8 ton/hektare, serta cabai rawit 21,2 ton/hektare.

''Keberhasilan ini tentu tidak lepas dari keterlibatan seluruh pihak utamanya peran Pemerintah Daerah melalui penyuluh pertanian yang berperan dalam pemberian bantuan bibit, melakukan monitoring, evaluasi, dan pendampingan, serta peran Perusahaan Umum Daerah Konasara dalam pemasaran yaitu pembelian langsung hasil panen petani.'' ungkap Ruksamin.

Bersama Kabupaten Konawe Utara dengan aplikasi Pak Tani Konasara-nya, Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara juga meluncurkan aplikasi SIPENGHARAPAN dan Kabupaten Muna Barat meluncurkan aplikasi LAPA-LAPA, yang keseluruhan bertujuan untuk menekan inflasi pangan.

Baca juga: Mentan jamin bangun kembali pertanian di Konawe Utara

Baca juga: BI tetapkan Pulau Labengki Kecil di Konawe Utara sebagai Desa QRIS


 

Pewarta: Hernawan Wahyudono
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2023