Jakarta (ANTARA) - Organisasi Bola Basket Tuli Indonesia (BTI) mendorong inklusivitas melalui dialog inspiratif dengan mantan pemain basket Amerika Serikat (NBA) Stephen Howard dan mantan pebasket putri (WNBA) Crystal Langhorne di Jakarta, Jumat.

“Bola-Basket Tuli Indonesia percaya pada dunia di mana atlet dengan segala kemampuan dapat bersatu dan berkembang," kata pendiri BTI Joshua Prawira, melalui keterangan resmi yang diterima di Jakarta, Sabtu.

Stephen adalah mantan pemain yang pernah bermain selama empat tahun di NBA untuk Seattle Supersonics, San Antonio Spurs, dan Utah Jazz yang pada tahun 1996-1997 melaju ke Final NBA melawan Michael Jordan dan Bulls.

Sedangkan Crystal adalah mantan pemain Women’s NBA yang pada 2006 membantu Terrapins memenangkan Kejuaraan NCAA dan pada 2007 membantu Amerika Serikat memenangkan Kejuaraan Dunia FIBA di bawah 21 tahun untuk wanita.

Crystal juga pemain pertama dalam sejarah Universitas Maryland yang mencetak 2.000 poin dan meraih 1.000 rebound baik untuk tim pria atau wanita. Prestasi yang pernah ia raih di WNBA meliputi WNBA Champion 2018, WNBA Most Improved Player 2009, dua kali WNBA All-Star (2011, 2013), dan mencetak poin ke-3.000 pada 2015 melawan Los Angeles.

Kedua figur tersebut menggarisbawahi pentingnya kolaborasi dan pemahaman dalam membentuk olahraga yang lebih inklusif.

Melalui pertukaran pengalaman, tantangan, dan wawasan yang dibicarakan, Stephen dan Crystal memperlihatkan pentingnya merangkul perbedaan dalam olahraga dan masyarakat. Cerita kedua mantan pebasket di Negeri Paman Sam itu memberi pandangan kepada peserta yang beragam, menyoroti perjalanan menuju inklusivitas dan langkah-langkah yang masih perlu diambil.

“Percakapan yang dimulai oleh Stephen Howard dan Crystal Langhorne telah menginspirasi dan menyoroti kebutuhan mendesak untuk berdialog tentang inklusivitas dan aksesibilitas dalam ranah olahraga,” kata Joshua.

Dialog itu tidak hanya menerangi pengalaman para atlet terkemuka tersebut, tetapi juga mendorong peserta yang hadir untuk merenungkan peran dalam mendorong lingkungan yang inklusif. Dengan menyatukan mantan pemain NBA dan WNBA, BTI, dan komunitas yang lebih luas, acara itu telah menanam benih transformasi yang siap membentuk masa depan olahraga yang lebih baik.

“Terlibat dalam bola basket dapat memberikan pelajaran berharga dalam nilai-nilai kehidupan dan membentuk mental juara, mendorong perkembangan karakter melalui kerja sama tim, ketekunan, dan pemikiran strategis. Hal-hal tersebut penting bagi setiap pemain," ujar legenda bola basket Indonesia Agustinus Dapas Sigar yang ditunjuk BTI sebagai kepala pelatih untuk melatih komunitas menjadi pemain profesional.

BTI membayangkan masa depan di mana aksesibilitas menjadi sinonim dengan olahraga, di mana keragaman dianut, dan pemahaman berkembang. Melalui inisiatif yang mendorong pendidikan, kesadaran, dan kolaborasi, BTI bertujuan membuka pintu bagi individu yang mungkin pernah merasa terpinggirkan.

Baca juga: Perbasi tambah wasit berlisensi FIBA
Baca juga: Kedutaan Besar AS adakan program Sports Envoy 2023 di Jakarta


Pewarta: Zaro Ezza Syachniar
Editor: Roy Rosa Bachtiar
Copyright © ANTARA 2023