Jakarta (ANTARA) - Atase Pertahanan Kedubes Belanda Kolonel Norbert Moerkens mengatakan bahwa sangat penting untuk mengingat hal yang sudah dialami seperti rasa sakit banyak orang dan penderitaan banyak keluarga dalam masa perang.

"Tetapi kita juga harus melihat ke masa depan. Kita mungkin sulit untuk saling memaafkan, tetapi kita bisa berdamai," kata Norbert Moerkens dalam acara "Peringatan Berakhirnya Perang Dunia ke-2 di Asia" di Ereveld Ancol, Jakarta, Selasa.

Norbert melanjutkan bahwa hal penting selanjutnya yang harus dilakukan adalah memastikan bahwa hal tersebut tidak terjadi lagi.

Selain itu, Norbert juga mengatakan bahwa untuk pertama kalinya acara peringatan tersebut diadakan di Ereveld Ancol.

"Menurut saya penting untuk memberikan penghormatan di semua Ereveld, termasuk Ereveld Ancol, jadi tidak hanya di Ereveld Menteng Pulo saja," ujar Norbert.

Kedubes Belanda mengadakan acara "Peringatan Berakhirnya Perang Dunia ke-2 di Asia" di Ereveld Ancol Jakarta.

Acara dimulai dengan sambutan dari Atase Pertahanan Kedubes Belanda Kolonel Norbert Moerkens dilanjutkan dengan peletakan karangan bunga di tugu monumen Ereveld Ancol.
Baca juga: Ribuan amunisi Perang Dunia II ditemukan di Cilacap

Dalam sambutannya, Norbert mengatakan, banyak orang Indonesia dan Belanda, serta orang Inggris dan Australia dieksekusi dan dikuburkan secara massal di sebuah daerah rawa pada masa pendudukan Jepang.

Daerah rawa tempat eksekusi dan kuburan massal tersebut sekarang menjadi Ereveld Ancol.

Ereveld Ancol adalah tempat pemakaman untuk para korban perang yang dikelola oleh Yayasan Pemakaman Perang Belanda.

Selain Ereveld Ancol ada enam Ereveld lainnya di Indonesia, yaitu Ereveld Menteng Pulo Jakarta, Ereveld Kembang Kuning Surabaya, Ereveld Leuwigajah Cimahi, Ereveld Kalibanteng dan Candi di Semarang, dan Ereveld Pandu Bandung.

Baca juga: LKBN Antara luncurkan novel grafis karya serdadu Belanda
Baca juga: Dubes Grijns: Kesamaan nilai pererat hubungan Indonesia-Belanda
Baca juga: PM Belanda minta maaf ke Indonesia atas kekerasan saat perang 1945-49

Pewarta: Cindy Frishanti Octavia
Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2023