pengemudi siap mewartakan dan meluncurkan sikap kepedulian terhadap pengurangan sampah
Jakarta (ANTARA) - Perusahaan transportasi Bluebird menjadikan 1.500 pengemudinya agen perubahan lingkungan dalam program Plastic Smart Cities dengan berkolaborasi bersama Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) World Wide Fund for Nature (WWF).
 
"Para pengemudi siap mewartakan dan meluncurkan sikap kepedulian terhadap pengurangan sampah untuk membantu menggapai hal yang ingin kita capai di program ini," kata Chief Marketing Officer PT. Bluebird Tbk Mediko Azwar di Jakarta, Selasa.
 
Mediko mengatakan pengemudi dipilih menjadi agen perubahan karena pengemudi merupakan bagian terbesar dari korporasi Bluebird, dengan puluhan ribu pengemudi yang tersebar di seluruh wilayah jaringan Bluebird di Indonesia.
 
Selain itu, kata dia, pengemudi memiliki kelebihan dalam mengkampanyekan hal baik, yakni intensitasnya dalam bertemu dengan pelanggan yang rata rata berkisar delapan hingga 12 kali sehari.
 
"Kita mulai dari pengemudi multiplier effect-nya, pengemudi juga sudah memiliki SOP untuk menyampaikan suatu hal kepada pelanggan," ujarnya.

Baca juga: Dosen UGM atasi masalah sampah melalui sekolah ekonomi sirkular
Baca juga: BI-ISEI dorong akselerasi investasi dan ekonomi sirkular di Jateng
 
Mediko menjelaskan upaya perubahan lingkungan dimulai dengan membiasakan pengemudinya menggunakan botol minum isi ulang, dan menyediakan alat isi ulang air khusus yang disediakan di kantor dan garasi kendaraan milik Bluebird.
 
Alat isi ulang air tersebut, kata dia, memiliki fitur yang dapat mencatat jumlah air yang dikeluarkan, serta dapat memproyeksikan jumlah botol plastik yang dikurangi penggunaannya.
 
Selain itu, kata dia, pihaknya juga telah membiasakan budaya daur ulang sampah di tiap-tiap garasi yang dimiliki sehingga dapat bernilai rupiah, serta dapat dimanfaatkan oleh para karyawan.
 
Hal tersebut selaras dengan program pemerintah dalam menggalakkan pengelolaan sampah menuju ekonomi sirkular agar bisa mengurangi jumlah sampah.
 
Sebelumnya, Asisten Deputi (Asdep) Pengelolaan Sampah dan Limbah Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) Rofi Alhanif Kamis (6/7) menyatakan, Pemerintah memiliki target 70 persen sampah bisa tertangani dan semaksimal mungkin mengurangi sampah dari sumbernya sebesar 30 persen di tahun 2025.
 
"Sehingga bisa meminimalisir sampah yang bocor ke laut sebesar 70 persen," kata Rofi Alhanif.

Ia menjelaskan, pemanfaatan sampah dalam ekonomi sirkular bisa menghasilkan peningkatan PDB sebesar Rp593 sampai Rp638 triliun di tahun 2030. Selain itu, manfaat bagi lingkungan juga bisa mengurangi limbah sebesar 18 sampai 52 persen dan mengurangi emisi karbon dioksida sebesar 126 juta ton di tahun 2030.
 
"Ini yang sekarang digalakkan bagaimana pengelolaan sampah ini agar masuk ke sirkular ekonomi," katanya.
 
 

Pewarta: Sean Filo Muhamad
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2023