Jakarta (ANTARA) - Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) menyalakan program rehabilitasi dan pengelolaan terumbu karang melalui inisiatif segitiga terumbu karang atau Coremap-CTI dapat menjadi model pengelolaan ekosistem prioritas di berbagai wilayah Indonesia.

"Implementasi Coremap-CTI merupakan upaya kami Bappenas untuk menghasilkan model inovasi pembangunan yang menyelaraskan pertumbuhan ekonomi dan juga pelestarian ekosistem terumbu karang," kata Deputi Bidang Kemaritiman dan Sumber Daya Alam Bappenas Vivi Yulaswati di Jakarta, Selasa.

Pada Maret 2020 sampai Agustus 2023, pemerintah Indonesia telah melaksanakan program fase ketiga rehabilitasi dan pengelolaan terumbu karang di wilayah segitiga terumbu karang.

Program pentahelix Coremap-CTI yang didanai oleh Bank Pembangunan Asia (ADB) senilai 5,2 juta dolar atau setara Rp72,8 miliar telah dilaksanakan Bappenas melalui Indonesia Climate Change Trust Fund (ICCTF).

Coremap-CTI menjalankan proyek rehabilitasi dan pengelolaan terumbu karang di tiga lokasi terpilih dan masuk dalam bagian penting segitiga terumbu karang dunia, yaitu Nusa Penida di Bali dan Gili Matra serta Gili Balu di Nusa Tenggara Barat.

Vivi menuturkan program itu telah memperkuat kapasitas masyarakat, bukan saja memberikan alternatif ekonomi, tetapi juga kemampuan untuk turut serta menjaga keberlanjutan ekosistem di wilayah tempat mereka tinggal.

"Konsep model inovasi pembangunan yang telah kami kembangkan bersama melalui program Coremap-CTI membawa dampak terhadap peningkatan kapasitas dalam pengelolaan ekosistem terumbu karang, baik di dalam kawasan konservasi maupun di wilayah sekitarnya," ujarnya.

Hasil pembelajaran dan beberapa rekomendasi dari Coremap-CTI menjadi masukan dalam penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2025-2029 dan Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) 2025-2045.

Coremap-CTI dirancang dengan memadukan kebijakan berbasis ilmu pengetahuan dan pelaksanaan berbasis masyarakat yang diharapkan dapat berkontribusi terhadap peningkatan efektivitas pengelolaan kawasan konservasi yang akhirnya berdampak pada perbaikan kondisi lingkungan dan kesejahteraan masyarakat.

Direktur Kelautan dan Perikanan Bappenas Sri Yanti mengatakan peningkatan efektivitas pengelolaan kawasan diimplementasikan melalui tiga pendekatan, yaitu penguatan kelembagaan dan dan pengelolaan terumbu karang, pengembangan pengelolaan sumber daya berbasis ekosistem, dan peningkatan mata pencaharian berkelanjutan berbasis kelautan.

Baca juga: Konsep pompa ekologis terumbu karang diusulkan untuk fasilitasi studi

Pewarta: Sugiharto Purnama
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2023