Jenewa (ANTARA) - Dengan kesulitan ekonomi yang berdampak besar pada kondisi kehidupan di Afghanistan, dukungan kemanusiaan yang berkelanjutan serta investasi dalam solusi jangka panjang sangat dibutuhkan untuk negara tersebut, seperti disampaikan para pejabat dan mitra Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada Selasa (15/8).

Dalam sebuah siaran pers yang dirilis pada Selasa tersebut, Federasi Internasional Perhimpunan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah (International Federation of Red Cross and Red Crescent Societies/IFRC) mengatakan bahwa sekitar 28 juta warga Afghanistan kesulitan untuk memenuhi kebutuhan dasar mereka.

"Kesulitan ekonomi dan goncangan terus-menerus telah sangat mengurangi daya beli, membuat banyak orang bergantung pada bantuan kemanusiaan," menurut siaran pers tersebut. 

Dia mengatakan kepada para wartawan bahwa ada 9,5 juta orang yang hanya memiliki sedikit atau tidak memiliki akses layanan kesehatan dasar, dan 20 persen dari populasi negara itu mengalami masalah kesehatan mental, 4 juta orang kecanduan narkoba dan gangguan terkait lainnya, serta 875.000 anak menderita malnutrisi akut yang parah.

William Spindler, juru bicara Badan Pengungsi PBB (United Nations High Commissioner for Refugees/UNHCR), mengatakan dalam konferensi pers pada Selasa bahwa terdapat beberapa tantangan utama dalam pemberian bantuan di Afghanistan.

Splinder menyampaikan bahwa operasi PBB dan organisasi nonpemerintah telah terdampak oleh pembatasan, termasuk larangan bagi staf nasional perempuan.

Dia mencatat bahwa meskipun tantangan masih ada, UNHCR dan mitra-mitranya tetap berkomitmen untuk terus berada di Afghanistan dan mencari cara untuk mengatasi tantangan serta melayani mereka yang membutuhkan, terutama wanita dan anak perempuan.

Margaret Harris, juru bicara Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), dalam konferensi pers pada Selasa itu mengatakan bahwa WHO sangat khawatir dengan keadaan darurat kesehatan di Afghanistan.

Dia mengatakan kepada para wartawan bahwa ada 9,5 juta orang yang hanya memiliki sedikit atau tidak memiliki akses layanan kesehatan dasar, dan 20 persen dari populasi negara itu mengalami masalah kesehatan mental, 4 juta orang kecanduan narkoba dan gangguan terkait lainnya, serta 875.000 anak menderita malnutrisi akut yang parah

Harris mengatakan bahwa WHO memiliki kehadiran yang luas di Afghanistan dan bekerja sama dengan sistem kesehatan di negara itu.

Pewarta: Xinhua
Editor: Santoso
Copyright © ANTARA 2023