Jika semua pengrajin juga membutuhkan solar dengan jumlah yang hampir sama, tentunya kebutuhannya juga besar,"
Kudus (ANTARA News) - Pengrajin pisau di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah  ikut terkena dampak pengurangan alokasi solar bersubsidi untuk stasiun pengisian bahan bakar umum setempat.

Akibat pengurangan alokasi solar, kata salah seorang pengrajin pisau di Desa Hadipolo, Kudus, Sahri Baedlowi, Kamis, biaya produksi serta pengiriman pesanan pisau mengalami kenaikan.

Ia mengatakan selama beberapa bulan terakhir dirinya mengalami kesulitan mendapatkan solar bersubsidi di sejumlah SPBU.

Untuk mendapatkan solar, katanya, para pengrajin pisau juga harus mencari ke sejumlah SPBU.

Ia mengatakan, solar tersebut digunakan sebagai bahan bakar untuk proses peleburan aluminium yang akan dicetak sebagai gagang pisau.

Kebutuhan solar para pengrajin pisau, katanya, tidak besar, karena 10 liter solar bisa dipakai untuk beberapa kali proses peleburan aluminium batangan.

"Jika semua pengrajin juga membutuhkan solar dengan jumlah yang hampir sama, tentunya kebutuhannya juga besar," ujarnya.

Ketika solar sulit diperoleh, katanya, pengrajin pisau ada yang beralih menggunakan elpiji 3 kilogram untuk proses peleburan aluminium batangan.

Hanya saja, kata dia, biayanya lebih besar, karena untuk proses peleburan satu batang aluminium dengan berat sekitar 1,5 kg butuh tiga tabung elpiji dengan harga per tabung Rp17.000.

Setiap satu batang aluminium, katanya, bisa dibuat gagang pisau dengan ukuran sedang sebanyak empat kodi. "Kami berharap, tidak mengalami kesulitan mendapatkan solar," ujarnya.

Ia mengakui, tidak semua gagang pisau menggunakan aluminium, karena ada yang menggunakan bahan kayu dengan harga jual yang lebih murah.

Dampak lain yang dirasakan, katanya, jasa paket pengiriman barang saat ini juga mengalami kenaikan 30 persen, dibanding sebelumnya. Sedangkan untuk bahan baku "stainless", katanya, harga belinya masih cukup stabil antara Rp17.000 hingga Rp25.000 per kilogram.

Ia menduga, stabilnya harga "stainless" bekas tersebut, karena pemasoknya masih menjual stok lama, sehingga belum merasakan dampak dari kelangkaan solar bersubsidi. "Jika mengalami kenaikan, tentunya harga jual pisau juga akan mengalami kenaikan," ujarnya.

Untuk sementara, kata dia, dampak kelangkaan solar belum direspon pengrajin pisau dengan menaikkan harga jualnya karena khawatir tidak diimbangi daya beli masyarakat. (KR-AN/N002)

Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2013