Negara sangat membutuhkan kita sebagai aktivis dan pimpinan umat beragama. Bahasa Agama kadang sangat efektif untuk menyelesaikan banyak persoalan masyarakat
Jakarta (ANTARA) - Imam Besar Masjid Istiqlal Nasaruddin Umar mengajak para tokoh agama untuk bersama-sama dalam membangun bangsa melalui penyelesaian masalah dengan "Bahasa Agama".
 
"Negara sangat membutuhkan kita sebagai aktivis dan pimpinan umat beragama. Bahasa Agama kadang sangat efektif untuk menyelesaikan banyak persoalan masyarakat," katanya dalam amanat saat Upacara Hari Ulang Tahun (HUT) ke-78 Republik Indonesia di Masjid Istiqlal yang diikuti secara daring di Jakarta, Kamis.
 
Nasaruddin mengatakan bahasa spiritual sangat diperlukan di Indonesia sebagai bangsa yang religius. Menurutnya, Indonesia adalah bentuk dari pengejawantahan lubuk hati kumpulan masyarakat yang mendiami Nusantara.
 
Maka dari itu, sambungnya, tugas para pemuka agama setelah ini adalah membangun bangsa dengan kekuatan yang dimiliki masing-masing.

Baca juga: Tokoh lintas agama hadiri upacara kemerdekaan di Masjid Istiqlal
 
Dia memaparkan sejumlah persoalan di Indonesia yang seharusnya dapat diselesaikan oleh para pemuka agama, seperti perceraian yang angkanya mencapai sekitar 30 persen tiap tahun
 
"Soal perceraian sangat memprihatinkan karena 70 persen ada di usia muda. Artinya baru (sekitar) lima tahun berkeluarga, sudah cerai, anak masih kecil," kata Nasaruddin  juga merupakan Ketua Harian Badan Pelaksana Pengelola Masjid Istiqlal (BPPMI).
 
Selain itu, kata dia, para istri yang bercerai juga menjadi janda pada usia muda, sehingga memicu permasalahan yang lainnya.
 
Menurutnya, di situ peran tokoh agama untuk memberi kesejukan di hati para pemeluk agama agar bersabar sebagai kepala maupun anggota rumah tangga.

Baca juga: Rektor UIN: Keretakan keluarga karena kurang solusi
 
Kemudian dia menyebutkan para tokoh agama juga bertanggung jawab atas sejumlah metode pintas yang sering dilakukan masyarakat tanpa mempedulikan halal dan tidaknya demi kepentingan sesaat.
 
"Tokoh agama sangat tepat kalau tidak hanya dilibatkan di sektor hilir untuk menyelesaikan akibat dari sebuah risiko," tuturnya
 
Untuk itu Nasaruddin mengusulkan agar para tokoh agama diberikan ruang lebih luas dalam menyelesaikan berbagai permasalahan, tidak hanya akibatnya, namun juga sebab dari sebuah permasalahan itu sendiri.
 
Terakhir ia mengajak para tokoh agama untuk menjadikan Bangsa Indonesia sebagai contoh baldatun thayyibatun wa rabbun ghafuur (sebuah negeri yang mengumpulkan kebaikan alam dan kebaikan perilaku penduduknya), sentral pemberdayaan masyarakat, serta contoh konfigurasi lintas agama dan budaya, seperti halnya lukisan yang indah.

Baca juga: Perceraian di Jatim jadi tertinggi se-Indonesia
 

Pewarta: Sean Filo Muhamad
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2023