Upaya mengenalkan tinggalan cagar budaya bawah air sangat penting karena kelangsungannya di masa mendatang menjadi tanggung jawab seluruh lapisan masyarakat
Jakarta (ANTARA) - Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) mengajak komunitas selam untuk menjaga objek cagar budaya bawah air dalam rangka mengingat sejarah perjuangan Kemerdekaan Indonesia yang tidak terlepas dari perjuangan mempersatukan kepulauan.

“Upaya mengenalkan tinggalan cagar budaya bawah air sangat penting karena kelangsungannya di masa mendatang menjadi tanggung jawab seluruh lapisan masyarakat,” kata Direktur Jenderal Kebudayaan Kemendikbudristek Hilmar Farid dalam keterangan di Jakarta, Kamis.

Dalam hal ini Ditjen Kebudayaan Kemendikbudristek bersama Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah XV dan satuan Brimob Polda Bali melaksanakan upacara pengibaran bendera yang diselenggarakan di dua lokasi saling terintegrasi.

Lokasi tersebut adalah di darat yaitu di Puri Madha Dive Resort dan di bawah air di area karamnya Kapal USAT Liberty, perairan Desa Tulamben, Kecamatan Kubu, Kabupaten Karangasem, Bali.

“Upacara pengibaran bendera di dua lokasi tersebut dilaksanakan untuk memperingati Hari Kemerdekaan Republik Indonesia,” katanya.

Hilmar menuturkan kegiatan tersebut mengambil momentum untuk melihat bagian sejarah dan budaya yang harus dilestarikan yakni tinggalan bawah air yang sampai saat ini belum optimal dalam melakukan pemajuan kebudayaan dari sisi ini.

Baca juga: Kemendibudristek tetapkan Benteng tujuh Lapis cagar budaya nasional 

Ia menjelaskan upaya untuk mengenalkan tinggalan cagar budaya bawah air sangat penting karena kelangsungan cagar budaya bawah air di masa mendatang menjadi tanggung jawab seluruh lapisan masyarakat.

Di perairan Indonesia, terdeteksi 462 titik warisan budaya bawah air berupa kapal, pesawat, keramik, senjata, dan aneka peninggalan bersejarah lain. Dari jumlah itu baru 145 titik yang berhasil disurvei Ditjen Kebudayaan dan hanya sedikit tinggalan arkeologi yang mendapatkan penanganan.

Kendala yang dihadapi oleh para arkeolog yang bergelut di bawah air antara lain kekurangan tenaga ahli, adanya pemburu harta karun, biaya mahal, kurangnya pengetahuan, serta adanya aktivitas mikro dan makroorganisme yang mengancam cagar budaya.

Oleh sebab itu dalam rangka mengoptimalkan pengelolaan cagar budaya bawah air dengan baik, Ditjen Kebudayaan akan mengadakan pelatihan dengan mengajak penyelam profesional untuk mengenal, memahami, dan ikut melestarikan cagar budaya bawah air.

Kegiatan ini sekaligus menjadi momentum langkah bersama melakukan penguatan ekosistem pelestarian warisan budaya bawah air.

“Jadi kami undang para komunitas selam, sekali lagi mudah-mudahan kita dapat bekerja sama dengan semua pihak untuk mengelola warisan budaya bawah air,” ujar Hilmar.

Baca juga: Sebagian Harta Kapal Tenggelam Akan Disimpan Negara
Baca juga: Museum dan Cagar Budaya simpan artefak sejarah dari Belanda

Pewarta: Astrid Faidlatul Habibah
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2023