Semarapura (ANTARA) - Bupati Klungkung I Nyoman Suwirta melepas pengiriman sebanyak 17 ton refuse derived fuel (RDF) yang merupakan bahan bakar alternatif pengganti batu bara hasil pengolahan sampah residu di Kabupaten Klungkung, Bali, ke Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur.

Bupati Klungkung Nyoman Suwirta dalam sambutannya di Semarapura, Klungkung, Kamis, mengatakan bertepatan HUT Ke-78 RI, Pemkab Klungkung melalui Tempat Olah Sampah Setempat (TOSS) Center mengirim RDF berbentuk SRF (solid recovered fuel) ke Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur.

"Ini pengiriman produksi SRF yang kelima dari TOSS Center. Jadi, pada awal masa uji coba sampai enam bulan ini, mesin pengolah residu dari PT Cahaya Terang Bumi Lestari (CTBL) unit usaha Bali Waste Cycle (BWC) telah menunjukkan tren peningkatan jumlah pengiriman SRF," ujarnya.

Sebanyak 17 ton RDF tersebut dikirim ke PT Kemasan Ciptatama Sempurna (KCS) sebagai off taker (pengumpul hasil produksi) di Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur.

Baca juga: TOSS Center Klungkung Bali dilengkapi mesin pengolah residu sampah

PT KCS berdiri sejak tahun 1995 dan memakai RDF sebagai alternatif pengganti bahan bakar batu bara beberapa tahun terakhir.

"Hari ini merupakan jumlah pengiriman terbanyak yakni 17 ton," kata Bupati Suwirta sembari menjelaskan total keseluruhan SRF hasil pengolahan sampah residu yang terkirim ke off taker sebanyak 35 ton.

Menurut Suwirta, pengiriman SRF 17 ton pada 17 Agustus bisa menjadi momentum pengolahan sampah residu di Klungkung.

"Kalau saya bisa artikan 17 itu menjadi satu tujuh. Satu tujuan menuju Klungkung bebas sampah residu," ujarnya.

Untuk memantapkan langkah selanjutnya di TOSS Center, Suwirta menugaskan Pelaksana Tugas Kadis Lingkungan Hidup dan Pertanahan (LHP) dan kepala bidang membuat kajian menindaklanjuti kerja sama penggunaan mesin pengolah residu.

Baca juga: Pengolahan residu di TOSS Center Klungkung-Bali pikat Menteri Kongo

Direktur PT Cahaya Terang Bumi Lestari (CTBL) Putu Ivan Yunatana mengatakan pengiriman ini merupakan kolaborasi nyata yang tujuannya membantu pengelolaan lingkungan secara komprehensif.

"Residu yang terbuang dapat menjadi sumber daya yang bermanfaat. Dengan residu yang tidak ke TPA tentunya akan mengurangi beban pemda dalam pengelolaan TPA," ujarnya.

Founder BWC ini menambahkan, prinsipnya, sampah akan menjadi bahan baku industri bila sudah terpilah antara organik dan anorganik. Tantangan berikutnya mengolah residu menjadi produk bermanfaat sehingga tidak terbuang dan membebani TPA .

PT CTBL sebagai penyedia dan operator mesin memastikan pengelolaan residu menjadi RDF di TOSS Center tidak berbau busuk dan menimbulkan asap.

Sejak awal Februari 2023 mesin ini dioperasionalkan kurang lebih ratusan ton sampah residu yang mestinya terbuang ke TPA Sente, namun diolah menjadi RDF dalam bentuk SRF sebanyak 35 ton. Selain itu, hasil pilahan lain juga memiliki nilai manfaat lainnya.

Baca juga: Kantor Sekretariat Wapres monitor pengelolaan sampah TOSS Center Bali

Ke depan, kata Ivan, CTBL mendesain sebuah mesin yang akan berkeliling untuk secara langsung mengolah sampah residu yang ada di TPS3R (Tempat Pengelolaan Sampah Reduce, Reuse, Recycle).

"Dengan demikian, sampah yang menumpuk di TPS3R dapat langsung diolah sehingga tidak menimbulkan bau busuk dan mencemari lingkungan. Waktunya nanti diatur sesuai kesepakatan dengan pengelolaan TPS3R," kata Ivan yang juga Founder Bali Waste Cycle (BWC).

Pelepasan pengiriman RDF itu juga dihadiri Kejari Klungkung Lapatawe B Hamka, Kapolsek Dawan AKP I Komang Susiawan, dan jajaran OPD Klungkung.

Pewarta: Ni Luh Rhismawati
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2023