Singapura (ANTARA) - Harga minyak tampaknya akan menghentikan kenaikan beruntun tujuh minggu pada Jumat, karena kekhawatiran tentang pertumbuhan permintaan di China akibat ekonominya melambat dan kemungkinan tingkat suku bunga AS yang lebih tinggi memicu kerugian.

Harga acuan sedikit berubah di perdagangan Asia pada Jumat pagi, dengan minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS naik 10 sen atau 0,1 persen, menjadi diperdagangkan di 80,49 dolar AS per barel pada pukul 02.05 GMT. Minyak mentah berjangka Brent diperdagangkan datar di 84,12 dolar AS per barel.

Fokus Federal Reserve AS untuk menahan inflasi di tengah data ekonomi yang lebih kuat dari perkiraan membatasi harga minyak.

Baca juga: Minyak naik ditopang pelemahan dolar dan China berusaha dorong ekonomi

Pada Kamis (17/8/2023), Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan jumlah orang Amerika yang mengajukan klaim baru untuk tunjangan pengangguran turun pada minggu lalu, menunjukkan pasar tenaga kerja yang masih ketat dapat memperpanjang kampanye pengetatan Fed untuk mendinginkan perekonomian.

Laporan itu mengikuti data ekonomi optimis yang serupa di awal pekan, termasuk penjualan ritel AS, yang semuanya menyatakan Fed mungkin harus mempertahankan suku bunga yang lebih tinggi lebih lama.

Investor khawatir bahwa biaya pinjaman yang lebih tinggi dapat menghambat pertumbuhan ekonomi dan pada gilirannya mengurangi permintaan secara keseluruhan, termasuk minyak.

Menambah kekhawatiran, serangkaian data ekonomi baru-baru ini dari China, konsumen minyak terbesar kedua dunia, menyoroti hilangnya momentum ekonomi yang cepat di sana sejak kuartal kedua.

Baca juga: Minyak datar di Asia di tengah kekhawatiran China dan suku bunga AS

Perekonomian China yang tergagap-gagap telah menggerogoti pasar keuangan global dalam beberapa bulan terakhir, dengan krisis properti membuat para investor ketakutan di tengah kekhawatiran penularan.

Namun, China menarik persediaan minyak mentah yang jarang terjadi pada Juli, pertama kalinya dalam 33 bulan persediaannya turun.

Data yang dirilis minggu ini juga menunjukkan bahwa persediaan minyak mentah AS turun hampir 6 juta barel minggu lalu karena ekspor yang kuat dan tingkat penyulingan meningkat. Pasokan produk mingguan, proksi untuk permintaan, naik ke level tertinggi sejak Desember.

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2023