Jakarta (ANTARA) - Kementerian Koperasi dan UKM (KemenKopUKM) menyelenggarakan The 6th ASEAN Inclusive Business (IB) Summit pada, 23-25 Agustus 2023 di Nusa Dua, Bali untuk menciptakan rencana aksi bagi promosi bisnis inklusif di ASEAN serta meningkatkan peluang pasar dan investasi bagi para pelaku bisnis inklusif di Indonesia.

“Tahun ini KemenKopUKM dipercaya menjadi tuan rumah di perhelatan ASEAN IB Summit ke-6. Kegiatan ini sebagai bentuk dukungan kepada bisnis inklusif di kawasan ASEAN,” kata Deputi Bidang Kewirausahaan KemenKopUKM Siti Azizah dalam keterangan resminya di Jakarta, Selasa.

Deputi Azizah menjelaskan ASEAN IB sudah berlangsung sejak 2017 di Manila, Filipina. Forum tersebut merupakan gerakan formal untuk mempromosikan bisnis inklusif di kawasan ASEAN. Mulai Agustus 2020, ASEAN telah memiliki pedoman pelaksanaan bisnis inklusif yang disebut Guidelines for the Promotion of Inclusive Business in ASEAN.

ASEAN IB Summit ke-6 segera digelar pada 23-25 Agustus 2023, lanjutnya, merupakan bentuk kepedulian para pemimpin ASEAN dalam mengenalkan dan mengimplementasi model bisnis yang inklusif di masing-masing negara anggota.

Baca juga: KemenKopUKM dan US-ASEAN Business Council akselerasi digitalisasi UMKM

Pada Keketuaan Indonesia, Azizah mengatakan terdapat hal baru yang ingin ditawarkan oleh Indonesia sebagai tuan rumah KTT ASEAN 2023 untuk mengakselerasi implementasi model bisnis yang inklusif dan berkelanjutan.

“Sebagai tuan rumah KTT ASEAN 2023, serta berdasarkan konsultasi ACCMSME, dan dukungan dari UN ESCAP, Indonesia berinisiatif membentuk Plan of Action (PoA) untuk mengakselerasi pembentukan ekosistem bisnis inklusif sesuai pedoman yang telah disepakati,” ucapnya.

PoA, dijelaskannya, telah disahkan pada Konferensi Pertemuan Menteri Ekonomi ASEAN (AEM) ke-55 pada 19 Agustus 2023. PoA nantinya akan menjadi pedoman bagi kerja sama antara pemerintah dan swasta, sehingga memiliki pemahaman dan tujuan yang selaras terkait model, penerapan, serta manfaat bisnis inklusif yang bersifat lintas sektoral.

Baca juga: OMS finalkan rumusan bisnis inklusif di Side Event ASEAN IB Summit

“PoA ini nantinya akan menjadi bahan diskusi pada High Level Ministerial Session, salah satu agenda dari IB Summit ke-6 yang akan dipimpin langsung oleh Menteri Koperasi dan UKM (MenKopUKM) Teten Masduki sebagai chair bagi pemimpin setingkat Menteri yang membidangi UMKM di ASEAN,” tuturnya.

Ia merinci, bisnis inklusif merupakan model bisnis yang dapat menghasilkan barang, jasa, dan berperan sebagai mata pencaharian yang layak secara komersil, dalam skala usaha tertentu bagi masyarakat yang berpenghasilan rendah atau berada di garis kemiskinan atau disebut Base of Pyramid (BoP).

BoP menjadi bagian dari rantai nilai bisnis perusahaan, baik sebagai pemasok, distributor, pengecer, namun berbeda dengan bisnis lainnya.

“Karena di samping mencari keuntungan, bisnis inklusif juga bersifat inovatif. Yang terpenting memberi dampak bagi masyarakat dalam jangka panjang untuk mengurangi kemiskinan,” ujar dia.

Pewarta: Kuntum Khaira Riswan
Editor: Adi Lazuardi
Copyright © ANTARA 2023