Semarang (ANTARA) - Central Java Investment Business Forum (CJIBF) 2023 yang digelar Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Tengah dan Pemerintah Provinsi Jateng mencatatkan peminat  investasi sebesar Rp18,5 triliun.

"Terkait peminat (investasi, red.) ada di angka Rp18,5 triliun," kata Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pindu (DPM-PTSP) Jateng Sakina Rosellasari, di Kabupaten Magelang, Jateng, Selasa.

Gelaran CJIBF 2023 berlangsung di Taman Lumbini, Kompleks Taman Wisata Candi Borobudur, 21-22 Agustus 2023 dengan mengangkat tema "Circular Economy for Central Java Sustainable Growth".

Sakina mengatakan telah bertemu dengan para investor dalam sesi "one one one meeting", baik investor dalam dan luar negeri yang menyampaikan minatnya untuk berinvestasi di Jateng.

Untuk itu, pihaknya akan intensif melakukan pendampingan agar ketertarikan investasi sebesar itu bisa terealisasikan sehingga mampu mendorong pertumbuhan ekonomi berkelanjutan di Jateng.

"Kami harapkan dengan ketertarikan ini, kami akan intensif melakukan pendampingan sehingga betul-betul akan terjadi realisasi investasi," katanya.

Kepala Perwakilan BI Jateng Rahmat Dwisaputra menyampaikan bahwa BI memberikan dukungan terhadap ekonomi sirkular dan ekonomi hijau, baik melalui program pusat maupun program daerah.

"Dukungan BI ada yang terpusat secara nasional. Jadi, kami mendorong pelaku ekonomi untuk 'net zero emission' melalui kebijakan makroprudential hijau. Ada green loan to value (LTV) dan green

"Dari sisi kebijakan makroprudensial hijau, sudah diimplementasikan kebijakan green LTV dan green RPIM untuk mendorong investasi terkait ekonomi hijau," katanya.

Untuk Jateng, kata dia, dilakukan melalui pembinaan UMKM untuk menerapkan ekonomi hijau, seperti penggunaan pewarna alam untuk batik, pengolahan limbah eceng gondok untuk kerajinan, hingga pertanian organik.

"Lebih riilnya, kalau di daerah, ada batik (pewarna alam), ada 'craft' dari eceng gondok, pertanian organik, dan 'integrated farming'. Misalnya, bagaimana antara perkebunan cabai dan jagung dengan peternakan sapi atau kambing, kami buat 'integrated farming'," jelasnya.

Sementara itu, Sekretaris Daerah Jawa Tengah Sumarno menyebutkan bahwa Pemprov Jateng sangat mendukung pengembangan ekonomi sirkular yang merupakan kebijakan dari pemerintah pusat.

"Memang menjadi PR (pekerjaan rumah) karena 'sustainable', kelestarian, keberlanjutan lingkungan menjadi kunci utama jika bicara pertumbuhan. Pertumbuhan tidak hanya sekadar tumbuh. Menjadi perhatian kami bicara kelestariannya," katanya.

Untuk investasi di Jateng, kata dia, selama triwulan pertama 2023 sudah tercapai sekitar Rp27 triliun, terbagi atas 10,6 triliun PMA (penanaman modal asing) dan Rp16 triliun untuk PMDM (penanaman modal dalam negeri).

"Ini tadi seperti saya sampaikan (terkait peminatan investasi). Kewajiban kami bahwa kalau (investor) sudah minat, jangan sampai lepas," ucapnya..

Beragam kegiatan mengisi gelaran CJIBF yang sudah ketujuh kalinya digelar itu, mulai forum bisnis, "One on One Meeting", "Investor Dinner", hingga "Investment Tour".

Turut hadir pada gelaran CJIBF 2023, antara lain Gubernur Jateng Ganjar Pranowo, Deputi Gubernur Senior BI Destry Damayanti, dan Wakil Ketua Komisi XI DPR RI Fathan Subchi.

Baca juga: BI: Investasi asing terbanyak di Jateng dari Korsel

Baca juga: BI-ISEI dorong akselerasi investasi dan ekonomi sirkular di Jateng

Pewarta: Zuhdiar Laeis
Editor: Nurul Aulia Badar
Copyright © ANTARA 2023