Angka semacam ini terasa sangat tinggi bagi saya...
Sydney (ANTARA) - Saham Asia bertahan dalam kisaran ketat pada awal perdagangan Rabu, karena investor menunggu hasil dari perusahaan teknologi Nvidia untuk melihat apakah valuasi tinggi sektor ini dapat menahan lonjakan imbal hasil obligasi, sementara data pabrik yang masih suram dari Jepang membuat sentimen rapuh.

Indeks MSCI yang terdiri dari saham-saham Asia Pasifik di luar Jepang naik tipis 0,1 persen, tidak jauh dari level terendah sembilan bulan yang dicapai dua sesi lalu. Nikkei Jepang sedikit menguat 0,2 persen.

Data pada Rabu menunjukkan aktivitas pabrik Jepang menyusut selama tiga bulan berturut-turut pada Agustus, memberi gambaran sekilas mengenai kesehatan manufaktur global bulan ini. Amerika Serikat juga akan melaporkan data awal PMI pada Rabu, yang kemungkinan menunjukkan sektor pabrik tetap dalam kontraksi.

Saham China menyerah beberapa keuntungan, dengan indeks saham unggulan CSI 300 turun 0,7 persen setelah rebound 0,8 persen sehari sebelumnya, dan Indeks Hang Seng Hong Kong turun 0,1 persen setelah melonjak 1,0 persen.

Harga logam terus naik untuk hari kedua, dengan harga bijih besi terangkat 3,2 persen dan batu bara kokas berjangka naik dengan jumlah yang sama.

Investor sangat menantikan hasil dari perusahaan cip Nvidia yang akan dirilis pada Rabu malam. Laporan blockbuster-nya pada kuartal terakhir memicu reli pada saham teknologi dan harapan kecerdasan buatan (AI), sehingga mendorong S&P 500 tahun ini.

Saham Nvidia mencapai titik tertinggi sepanjang masa di 481,87 dolar AS semalam, dengan data opsi menunjukkan para pedagang memperkirakan pergerakan saham yang lebih besar dari biasanya setelah hasil kuartalan.

Para analis memproyeksikan Nvidia memperkirakan pertumbuhan pendapatan kuartal ketiga sebesar 110 persen menjadi 12,50 miliar dolar AS. Stuart Humphrey, seorang analis di JPMorgan, mengatakan beberapa pihak memperkirakan 14-15 miliar dolar AS.

"Angka semacam ini terasa sangat tinggi bagi saya, tetapi jika ini terdeteksi - orang dapat berargumen bahwa dalam cetakan ini, tidak masalah jika permintaan pada akhirnya akan menurun tahun depan - (itu) masih akan dinilai lebih tinggi," Humphrey mengatakan.

Semalam, Wall Street terpukul oleh imbal hasil yang lebih tinggi yang mencapai level tertinggi baru dalam 16 tahun. Dow Jones turun 0,5 persen, S&P 500 kehilangan 0,3 persen dan Komposit Nasdaq bertambah 0,1 persen.

Saham-saham keuangan berkinerja buruk, dengan bank-bank S&P 500 merosot 2,4 persen, setelah S&P bergabung dengan Moody's untuk menurunkan peringkat beberapa pemberi pinjaman regional AS.

Di tempat lain, obligasi pemerintah AS mengambil nafas dari kekalahan baru-baru ini. Imbal hasil sepuluh tahun turun 2 basis poin menjadi 4,3082 persen di Asia, setelah menyentuh puncak 16 tahun di 4,3660 persen pada sesi sebelumnya.

Investor sekarang menunggu pertemuan puncak tahunan Fed di Jackson Hole, Wyoming, akhir pekan ini untuk petunjuk suku bunga lebih lanjut.

Komentar dari Presiden Fed Richmond, Thomas Barkin meningkatkan ekspektasi bahwa Ketua Jerome Powell akan menyampaikan pesan hawkish, setelah data ekonomi AS yang kuat memungkinkan "skenario percepatan kembali".

Di pasar mata uang, dolar AS masih berdiri kuat di dekat puncak dua bulannya di 103,5 terhadap sekeranjang mata uang utama.

Yen naik 0,2 persen menjadi 145,6 per dolar, menjauh dari palung sembilan bulan di 146,56, di tengah pembicaraan bahwa Jepang hanya akan melakukan intervensi di pasar jika mata uang jatuh melewati 150 terhadap dolar.

Baca juga: Saham Asia hentikan penurunan beruntun, imbal hasil capai puncak baru
Baca juga: Saham Asia menuju rugi minggu ke-3 karena ekonomi China, suku bunga AS

 

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2023