Investor berkonsolidasi dan menghitung kembali posisi mereka dalam mengantisipasi pidato Powell (Ketua Federal Reserve Jerome Powell) di Jackson Hole
Jakarta (ANTARA) - Analis pasar mata uang Lukman Leong menyatakan penguatan rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada penutupan perdagangan Rabu, karena dipengaruhi penurunan imbal hasil obligasi AS dan ancaman intervensi bank sentral AS, Federal Reserve (The Fed).

“Investor berkonsolidasi dan menghitung kembali posisi mereka dalam mengantisipasi pidato Powell (Ketua Federal Reserve Jerome Powell) di Jackson Hole,” ujar dia ketika dihubungi Antara di Jakarta, Rabu.

Memasuki penutupan perdagangan hari ini, rupiah mengalami penguatan sebesar 0,14 persen atau 21 poin menjadi Rp15.295 per dolar AS dari sebelumnya Rp15.316 per dolar AS.

Sementara saat pembukaan perdagangan, nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar AS yang ditransaksikan antarbank di Jakarta melemah 0,03 persen atau 4 poin menjadi Rp15.320 per dolar AS dari sebelumnya Rp15.316 per dolar AS.

Lukman memperkirakan bahwa rupiah masih di bawah tekanan dolar AS karena investor mengantisipasi pernyataan hawkish dari Jerome Powell.

“Powell diperkirakan akan kembali menekankan bahwa inflasi masih tinggi dan The Fed masih perlu bekerja keras untuk menurunkannya,” ucapnya.

Dia menilai bahwa para investor mulai menghitung kembali posisi mereka menjelang Simposium Jackson Hole, mengingat perkembangan pasar juga dipengaruhi penurunan imbal hasil obligasi AS dan ancaman intervensi The Fed.

Menurut Analis Bank Woori Saudara BWS Rully Nova, para investor sedang wait and see menjelang pertemuan para gubernur bank sentral tingkat global di Jackson Hole.

“Perhatian investor telah bergeser dari berapa potensi kenaikan suku bunga lagi oleh The Fed menjadi berapa lama lagi The Fed menjalankan kebijakan suku bunga tingginya,” ungkap Rully.


Baca juga: Analis: Rupiah tertekan dolar AS jelang Simposium Jackson Hole
Baca juga: Rupiah pada Rabu pagi melemah jadi Rp15.320 per dolar AS


Pewarta: M Baqir Idrus Alatas
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2023