Jakarta (ANTARA News) - Republik Indonesia (RI) dan Rusia sepakat untuk memantapkan kerjasama teknik militer yang meliputi pengadaan alat utama sistem senjata (alutsista) bagi TNI dari Rusia, mekanisme pembayaran dan pelibatan industri strategis pertahanan dalam negeri seperti alih teknologi. Sekretaris Jenderal Departemen Pertahanan (Sekjen Dephan) Sjafrie Sjamsoeddin, usai pembukaan sidang kedua komisi bersama RI-Rusia di bidang kerjasama teknik militer, di Jakarta, Rabu, mengatakan bahwa pihak Indonesia menyetujui usulan delegasi Rusia untuk membentuk empat tim kerja guna mengintensifkan dan mengefektifkan kerjasama teknik militer di kedua negara. "Tim kerja itu diketuai oleh perwakilan dari masing-masing negara untuk membahas empat agenda pokok," katanya. Empat agenda pokok tersebut adalah pembuatan memorandum program kerjasama, protokol sidang, pembiayaan kredit, dan kerjasama dalam bidang proyek industri, sedangkan Intellectual Property Right (IPR) atau hak kekayaan intelektual kesepakatannya akan ditetapkan dalam protokol sidang tersebut. Sementara itu, Menteri Pertahanan (Menhan) Juwono Sudarsono kepada ANTARA News mengatakan bahwa sidang kedua Komisi RI-Rusia di bidang Kerjasama Teknik Militer tersebut merupakan tindaklanjut persetujuan kedua wakil pemerintahan pada April 2003. Pada sidang pertama Komisi bersama RI-Rusia di bidang kerjasama teknik militer, di Rusia, disepakati penandatanganan keberadaan Komisi Bersama di antara RI-Rusia tentang Kerjasama Teknik Militer. Selain itu, sidang juga menyepakati beberapa bentuk kerjasama, antara lain pengadaan alutsista, perbaikan dan perawatan suku cadang, pelatihan personel, pelibatan industri dalam negeri, serta pemberian lisensi produk. Pada Sidang Ke-II Komisi ini akan dibahas beberapa hal yang berkaitan dengan Memorandum Program Kerjasama Teknik Militer 2006-2010, khususnya pengadaan alutsista dari Rusia, IPR dan pembiayaan. Mengenai kredit negara senilai 100 miliar dolar Amerika Serikat (AS) yang ditawarkan Rusia, Juwono mengatakan, akan dialokasi sesuai kebutuhan masing-masing angkatan. "Tetapi, pada tahap awal dana itu akan diprioritaskan pada kebutuhan angkatan udara," ujarnya. Sidang kedua Komisi Kerjasama RI-Rusia akan berlangsung hingga Kamis (29/6) dengan delegasi Indonesia diketuai Sjafrie Sjamsoeddin dan delegasi Pemerintah Federal Rusia dipimpin oleh Denisov A.V. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2006