Alhamdulillah musim kemarau ini membawa berkah bagi petani garam.
Karawang (ANTARA) - Produksi garam yang dihasilkan petani di Desa Ciparagejaya, Kecamatan Tempuran, Kabupaten Karawang, Jawa Barat (Jabar) melimpah pada musim kemarau sekarang ini.

"Alhamdulillah musim kemarau ini membawa berkah bagi petani garam. Cuacanya sangat mendukung untuk terus memproduksi," kata salah seorang petani garam di Desa Ciparagejaya, Aep Suhardi, saat dihubungi di Karawang, Rabu.

Ia mengatakan kalau selama musim kemarau ini, proses produksi jadi lebih cepat dan kualitas garam juga lebih bagus.

Pada musim kemarau ini, katanya, pengendapan air laut bisa lebih cepat, sehingga mereka bisa memproduksi garam 1 ton per hektare per dua hari. Artinya dari satu hektare tambak garam bisa dihasilkan 1 ton garam per dua hari.

Sementara pada musim hujan, untuk menghasilkan garam sebanyak 1 ton itu dibutuhkan waktu hingga paling cepat selama sepekan.

Saat ini ada 20 petani garam di desanya yang mengelola tambak hingga 30 hektare. Sedangkan Aep memiliki 9 hektare tambak yang bisa memproduksi 5 ton garam per hari.

Menurut dia, musim kemarau diperkirakan masih akan terjadi hingga tiga bulan ke depan.

Kondisi itu akan terus mendongkrak produksi garam. Namun dikhawatirkan di tengah melimpahnya produksi garam, harganya akan semakin anjlok.

Saat ini saja, harga garam di Desa Ciparagejaya mencapai Rp1.000 per kilogram. Sedangkan sebelumnya harganya Rp4.000 per kilogram.

Aep menyebutkan kalau harga itu adalah harga bersih yang diterima petani garam. Jadi mereka tidak perlu mengeluarkan biaya distribusi, karena tengkulak membelinya langsung di sekitar tambak.

Jadi, kata dia, meski harganya turun, harga seribu rupiah per kilogram itu masih cukup bagus. 
Baca juga: Pabrik garam Bantul stop operasi gara-gara kemarau basah
Baca juga: Musim kemarau, produksi garam di Probolinggo meningkat dua kali lipat

Pewarta: M.Ali Khumaini
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2023