Medan (ANTARA News) - Meski peletakan batu pertama pembangunan Bandara Kuala Namu, Sumatera Utara pengganti Bandara Polonia Medan baru dilakukan Wakil Presiden Jusuf Kalla hari Kamis (29/6), namun nama Bandara baru itu sudah jadi wacana masyarakat antara lain mengusulkan H Adam Malik dan T Rizal Nurdin. Wartawan Senior, H Teruna Jasa Said yang juga putra tokoh pers nasional HM Said dan pendiri LKBN ANTARA Biro Medan itu dalam pertemuan dengan Gubernur Sumut, Rudolf M Pardede di Medan, Rabu, mempertanyakan apa nama Bandara baru itu kelak sekaligus mengusulkan kedua nama tersebut. Ketika ditanyakan nama yang paling pas untuk Bandara baru yang dalam pemberitaan dan administrasi pemerintahan disebut Kuala Namu yang merupakan lokasi Bandara itu, ia mengatakan, Adam Malik karena tokoh ini sudah dikenal luas di mancanegara sebagai diplomat ulung yang pernah menjadi Ketua Sidang Majelis Umum PBB. Adam Malik adalah juga seorang pejuang dan selain pernah menjabat Menlu dan Ketua DPR/MPR sebelum menjadi Wakil Presiden pada era Soeharto dalam bidang pers adalah salah seorang pendiri LKBN ANTARA bersama-sama AM Sipahutar, Mr Soemanang dan Pandoe Kartawigoena. Sementara Mayjen HT RizaL Nurdin (alm) adalah mantan Gubernur Sumut yang tewas dalam kecelakaan pesawat Mandala Airlines di Medan pada 5 September 2005 bersama pendahalunya mantan Gubernur H Raja Inal Siregar dan anggota DPD utusan Sumut, H Abdul Halim Harahap dan ratusan penumpang lainnya. Menanggapi usul Teruna dan pendapat Pimpinan LKBN ANTARA Medan pada pertemuan Gubernur Sumut didampingi Sekprov Muchyan Tambuse, Ketua Bappeda RE Nainggolan dan pejabat lainnya di gubernurnan Medan itu Rudolf M Pardede mengatakan, nama-nama tersebut tentu perlu diwacanakan ditengah masyarakat. Peletakan batu pertama pembangunan tahap pertama Bandara Kuala Namu dan rel Kereta Api Bandara dari Aras Kabu menuju Bandara dijadualkan dilakukan Wakil Presiden Jusuf Kalla setelah berlarut-larutnya rencana pemindahan Bandara Polonia yang terletak ditengah-tengah kota Medan. Biaya pembangunan tahap pertama Bandara yang diharapkan rampung pada 2010 itu diperkirakan mencapai Rp1, 3 triliun yang bersumber dari PT. Angkasa Pura II dan dana loan sebesar Rp2,3 triliun, sedangkan rel kereta api sepanjang lima kilometer akan menelan biaya dari P-APBN sebesar Rp25 miliar. Pembebasan lahan lokasi Bandara baru tersebut telah dilakukan sejak hampir 14 tahun lalu dan dengan berbagai alasan antara lain resesi ekonomi baru pembangunannya dimulai sekarang, sementara lahan yang sudah dibebaskan ada yang "diserobot" masyarakat. Ketua PWI Cabang Sumut, H.A.Muchyan AA yang memprakarsai pertemuan itu mengharapkan kepada jajaran pers di daerah ini agar memberikan dukungan pemberitaan untuk kelancaran pembangunan Bandara Kuala Namu tersebut, karena Sumbar dan Sumsel tanpa ribut-ribut telah mememiliki bandara berstandar internasional.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2006