Bali (ANTARA) - Republik Indonesia melalui Kementerian Koperasi dan UKM akan mentransfer ilmu mengenai pengembangan koperasi dan UMKM sektor agrikultur ke Timor Leste.

“Timor Leste ingin ada perpanjangan MoU karena MoU yang lama sudah expired. Mereka ingin ada kerja sama pengembangan UMKM di sana, supaya fokus pengembangan di sektor agrikultur, atau hortikultura termasuk di sektor kelautan,” kata Menteri Koperasi dan UKM (MenKopUKM) Teten Masduki usai melakukan pertemuan bilateral dengan Secretary of State for Cooperatives of Timor Leste, Arsenio Pereira da Silva di kawasan. Nusa Dua, Bali, Kamis.

MenKopUKM Teten menuturkan Indonesia sebagai negara terbesar di ASEAN tidak ingin negara-negara ASEAN bergerak sendiri namun bekerja sama untuk menumbuhkan ekonomi regional, termasuk untuk Timor Leste yang akan segera menjadi anggota ASEAN.

ASEAN memiliki pasar yang besar, begitu pula dengan kekayaan sumber daya alam, potensi industri pariwisata, dan jumlah penduduk yang signifikan sehingga memiliki peluang dan kesempatan bersaing yang setara dengan industri besar di negara-negara maju melalui pemaksimalan potensi sumber daya alam.

“Saya menawarkan ayo kita kerja sama di kawasan ASEAN supaya ASEAN ini jangan hanya dimanfaatkan menjadi market untuk produk-produk dari luar, tetapi kita juga menjadi pusat produksi dunia, terutama untuk sektor agrikultur, hilirisasi hasil tambang, hilirisasi hasil-hasil perkebunan dan juga akuakultur,” ucapnya.

Pembenahan koperasi Timor Leste salah satunya akan dilakukan dalam pertukaran Sumber Daya Manusia (SDM) yang akan bertukar berbagai ilmu yang diperlukan untuk membuat UMKM Timor Leste menjadi naik kelas dan mampu mengakses pasar ASEAN. Kemudian pendampingan kepada small farmer atau petani kecil mandiri, kelembagaan dan standarisasi produk.

“Untuk pembiayaan nanti dengan Timor Leste kerja sama koperasi simpan pinjam yang sudah banyak di Nusa Tenggara Timur akan kita perlebar go internasional,” sebutnya.

Secretary of State for Cooperatives Timor Leste, Arsenio Pereira da Silva mengungkapkan bahwa hampir 80 persen produk yang ada di negaranya merupakan produk impor karena kualitas produksi dalam negerinya masih belum berdaya saing.

Timor Leste, disebutnya, telah mempunyai koperasi produksi bidang pertanian, namun pihaknya menginginkan hasil produksi dari olahan pertanian lebih berkualitas. Indonesia dinilainya memiliki pengalaman dan pengetahuan lebih dalam menangani UMKM, sehingga Timor Leste perlu belajar dari Indonesia.

“Jadi bagaimana dengan pemerintah kali ini, kita bisa melanjutkan atau membuat MoU baru, untuk kerja sama terutama di bidang capacity building dan juga bagaimana untuk pertukaran SDM untuk belajar, terutama kita minta supaya belajar banyak di Indonesia lebih fokus ke SME (UKM),” kata dia.

Baca juga: Teten rangkul ASEAN perkuat digitalisasi UKM cegah predatory pricing
Baca juga: Teten: Kolaborasi usaha besar ciptakan UMKM rantai pasok global
Baca juga: Mendag RI: Timor Leste minta dipercepat jadi anggota penuh ASEAN

 

Pewarta: Kuntum Khaira Riswan
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2023