Jakarta (ANTARA) - Guru Besar dalam Bidang Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) Prof. Dr. dr. Agus Dwi Susanto, SpP(K) mengatakan pekerja luar ruangan seperti para pengemudi ojek rentan mengalami penurunan fungsi paru.

"Pekerja-pekerja luar ruangan yang sudah bertahun-tahun bekerja ternyata terjadi penurunan fungsi paru yang lebih besar dibanding pada populasi yang bekerja di dalam kantor. Ini riset juga pada pekerjaan luar ruangan seperti tukang ojek juga terjadi penurunan fungsi paru," kata Agus Dwi Susanto dalam webinar bertajuk "Dampak Polusi Udara pada Kesehatan", di Jakarta, Kamis.

Selain pengemudi ojek, pekerja luar ruangan lainnya seperti penyapu jalan juga berisiko tinggi menderita penyakit asma.

"Kita punya riset pada penyapu jalan, prevalensi asma kita 3,1 persen, jauh lebih tinggi daripada di Denmark, malah lebih tinggi pula dari India," kata Agus Dwi Susanto.

Sementara untuk prevalensi penderita Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK) pada penyapu jalan mencapai 6,58 persen.

Pihaknya mengatakan polusi udara juga dapat menyebabkan kanker paru karena terjadi kerusakan sel akibat terkena polutan.

"Di Indonesia data kita tahun 2013 itu 4 persen kita temukan. Dari 300 yang kita survei, ternyata kanker paru yang kena polutan itu 12 orang atau 4 persen," katanya.

Selain itu kualitas udara yang buruk dapat meningkatkan risiko infeksi Tuberkulosis (TB).

"Data-data riset yang ada menunjukkan ketika kualitas udara buruk itu meningkatkan infeksi TB," imbuh Agus Dwi Susanto.

Baca juga: Dokter: Lebih dari 123 ribu meninggal per tahun akibat polusi udara
Baca juga: Puan imbau sekolah ikut antisipasi dampak polusi pada anak

 

Pewarta: Anita Permata Dewi
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2023