Karena didorong oleh investasi di sektor properti dan konstruksi,"
Jakarta, (ANTARA News) - Presiden Direktur Reed Panorama Exhibitions (RPE) Michelle Lim mengatakan industri konstruksi akan mengalami pertumbuhan riil tinggi sekitar 7,4 persen antara tahun 2010 hingga 2015.

"Karena didorong oleh investasi di sektor properti dan konstruksi," kata Michelle Lim seusai menghadiri pembukaan pameran KERAMIKA 2013, di Jakarta, Kamis.

Menurut dia, kalangan industri juga optimis tentang prospek dari industri konstruksi bangunan di Asia Tenggara sebagai negara di kawasan ini yang terus tumbuh, urbanisasi dan peningkatan produk dan layanan berkualitas dalam renovasi serta desain interior.

Industri konstruksi, lanjutnya, di Indonesia telah tumbuh rata-rata 7,6 persen per tahun antara 2003 dan 2010. Diperkirakan industri ini akan mengalami pertumbuhan terus-menerus.

"Dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia, tumbuhnya tingkata kemakmuran dan laju pembangunan di Asia Tenggara, menyebabkan adanya kebutuhan dan permintaan untuk sebuah pameran yang berkualitas," ujarnya.

Sementara itu, Ketua Asosiasi Arsitek Indonesia Steve Manahan mendukung penyelenggaraan KERAMIKA 2013 yang merupakan salah satu wujud kepedulian para pelaku industri beserta asosiasinya dan instansi terkait lainnya terhadap kemajuan industri keramik di Indonesia.

"Kegiatan ini menjadi ajang transfer knowledge antara pelaku industri kepada masyarakat luas," kata dia.

Ia mengatakan industri keramik dan arsitek merupakan sinergi yang bersatu, karena tanpa mengetahui industri maka arsitek tidak bisa menghasilkan inovasi maupun kreativitas secara maksimal.

"Semua perkembangan teknologi yang cepat maka semakin cepat juga inovasi dan kreativitas yang dilahirkan arsitek," kata dia.

Karena itu jadikan arsitek bagian dari industri dalam negeri untuk bisa mampu menggunakan bahan lokal agar mampu bersaing dengan luar negeri.

Sebelumnya, Asosiasi Aneka Industri Keramik Indonesia (ASAKI) memproyeksikan industri keramik nasional tumbuh 15 sampai dengan 20 persen tahun ini, kata Ketua umum Asosiasi Aneka Industri Keramik Indonesia (ASAKI) Elisa Sinaga.

"Industri keramik nasional menghasilkan penjualan dengan omset total Rp30 triliun rupiah pada 2013 atau naik atau naik sekitar 20 persen dari tahun lalu yang mencapai Rp24 triliun," ujar Elisa Sinaga seusai menghadiri pembukaan KERAMIKA 2013 di Jakarta, Kamis.

Menurut Elisa, permintaan domestik yang besar, terutama dari sektor properti dan kontruksi terus tumbuh sehingga menciptakan peluang bisnis yang luar biasa bagi industri keramik lokal.

"Kuartal 1 omset penjualan tahun ini diperkirakan antara Rp7 triliun hingga Rp7,5 triliun, kuartal 2 antara Rp7 triliun hingga Rp8 triliun begitu juga kuartal 3 dan 4 antara Rp7 triliun sampai dengan Rp7,5 triliun" ujarnya.

Ia mengatakan pada kuartal satu 2013 sudah ada kenaikan harga produksi 5 hingga 10 persen, dan untuk kuartal kedua akan ada kenaikan sebesar 10 persen karena adanya kenaikan harga gas dan listrik.

"Sudah ada yang menaikkan tapi kan masing-masing industri sudah ada yang memulai awal maupun pertengahan karena mereka akan melihat segmen pasar untuk menaikan harga jualnya. Namanya bisnis kan meskipun dipabrik harga sudah naik, menyesuaikanlah. Ada yang sudah naikin harga jualnya.. per april itu ada kenaikan, realisasinya belum tau,"ujar dia.




Pewarta: Azis Kurmala
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2013