Jakarta (ANTARA) - Medali emas maraton Kejuaraan Dunia Atletik di Budapest menjadi milik Victor Kiplangat pada Minggu setelah pelari asal Uganda itu bangkit untuk menyalip rival-rivalnya pada sepertiga terakhir lomba.

Juara ajang The Commonwealth itu menyelesaikan lomba dalam waktu dua jam delapan menit 53 detik di jalanan ibukota Hungaria tersebut setelah melepaskan diri dari rombongan utama pada 15km terakhir.

Pelari Israel Maru Teferi yang kelahiran Ethiopia berhak atas medali perak (2:09,12), sedangkan pelari Ethiopia Leul Gebresilase melengkapi podium untuk medali perunggu (2:09,19).

"Ini adalah mimpi saya sejak lama dan telah terwujud pada akhirnya," kata Kiplangat dikutip AFP.

"Tahun lalu saya adalah juara Commonwealth Games dan itu membuat saya berpikir tahun ini saya harus menjadi juara dunia. Sekarang doa saya telah dijawab dan semoga tahun depan di Paris saya akan menjadi juara Olimpiade juga."

Kiplangat menambahkan,"sangat sulit hari ini karena begitu panas tapi saya merasa nyaman karena saya mempersiapkan diri dengan baik untuk cuaca seperti ini. Saya tahu itu memungkinkan karena saya telah berlatih dengan baik."

Kiplangat dan rekan senegaranya Stephen Kissa, dibarengi oleh tiga pelari Ethiopia yaitu Gebresilase, Tsegaye Getachew dan TamiratTola; serta Timothy Kiplagat asal Kenya melintasi titik 30km bersama-sama dalam satu kelompok dalam waktu satu jam 32 menit.

Kissa terjatuh setelah menabrak tumit Kiplagat, sehingga membuka jalan bagi Kiplangat untuk menjauh bersama Gebresilase.

Pada 5km berikutnya, Kiplangat (23) bangkit untuk meninggalkan rombongan terdepan, saat Gebresilase tertinggal 15 detik di belakangnya.

"Ketika saya mencapai titik 30km saya tahu saya merasa kuat dan memutuskan untuk mendorong," kata Kiplangat. "Saya punya energi yang sangat besar dan itu memungkinkan saya untuk melesat. Kemudian pada 35km saya bisa bangkit lagi.

"Rencana saya sejak awal seperti itu dan saya bisa melakukannya. Kecepatannya tinggi tapi saya bisa mengerahkan lebih. Lomba ini berat tapi saya selalu punya tenaga."

Teferi naik posisi untuk merebut perak, sedangkan juara bertahan Tola, yang mencetak rekor kejuaraan ketika menang di Eugene pada tahun lalu, tertinggal di belakang.

Kissa memulihkan posisinya untuk finis kelima, di belakang Tobello Ramakongoana dari Lesotho.

Teferi, yang juga sempat terjatuh pada sekitar titik 30km, mengatakan kondisi cuaca yang sangat panas menyulitkan para atlet yang berlomba.

"Saya bersyukur bisa finis dengan perak," kata dia. "Saya ingin mengeluarkan yang terbaik dari diri saya dan kompetisi ini adalah target terbesar saya. Saya senang bisa mewujudkan mimpi saya."

Juara bertahan asal Ethiopia Tola mengatakan ia harus mundur karena sakit perut.

"Saya mengerahkan yang terbaik. Saya merasa baik hingga 30km. Tapi setelah itu, saya mulai merasakan sakit di perut saya.

"Saya tidak tidur sepanjang malam karena saya memiliki masalah dengan perut saya dan saya ingin muntah tapi tidak keluar apa-apa karena saya makan nasi dengan banyak garam."


Baca juga: Dina Aulia bakal mewakili Indonesia di World Athletics Budapest 2023
Baca juga: Blessing Afrifah salip Letsile Tebogo untuk emas 200 meter junior
Baca juga: Jamaika lanjutkan dominasi 100 meter putri atletik junior dunia

Pewarta: Aditya Eko Sigit Wicaksono
Editor: Dadan Ramdani
Copyright © ANTARA 2023