Singapura (ANTARA) - Harga minyak sedikit lebih tinggi di perdagangan Asia pada Senin sore, setelah China mengambil langkah-langkah untuk mendukung perekonomiannya yang lesu, meskipun investor tetap khawatir tentang laju pertumbuhan serta kenaikan suku bunga AS lebih lanjut dapat mengurangi permintaan bahan bakar.

Minyak mentah berjangka Brent terangkat 19 sen atau 0,2 persen, menjadi diperdagangkan di 84,67 dolar AS per barel pada pukul 06.27 GMT. Sementara itu, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate AS berada di 80,09 dolar AS per barel, menguat 26 sen atau 0,3 persen.

Brent dan WTI membukukan kerugian minggu kedua pada Jumat (25/8/2023) setelah Ketua Fed Jerome Powell mengatakan bank sentral AS mungkin perlu menaikkan suku bunga lebih lanjut untuk meredam inflasi yang masih terlalu tinggi.

Minyak mendapatkan keuntungan dari suasana yang lebih baik pada pembukaan perdagangan, analis pasar IG Tony Sycamore mengatakan, setelah China mengurangi separuh pajak perdagangan saham efektif pada Senin dalam upaya terbaru untuk meningkatkan pasar yang sedang kesulitan.

“Sayangnya, setelah penurunan suku bunga (bunga bank sentral China) yang kecil pada minggu lalu, pengumuman di atas hanyalah tindakan sedikit demi sedikit yang tidak akan mengubah kesuraman investor terhadap China,” kata Tony Sycamore, analis pasar di IG.

Indeks Manajer Pembelian (PMI) manufaktur China, yang akan dirilis akhir pekan ini, kemungkinan akan mengungkapkan berita ekonomi yang lebih suram di negara dengan perekonomian terbesar kedua di dunia tersebut, kata Sycamore, seraya menambahkan bahwa PMI kemungkinan akan tetap berada di wilayah kontraksi selama lima bulan berturut-turut. .

Analis pasar CMC, Tina Teng, mengatakan skenario soft-landing terhadap perekonomian AS mendukung pasar energi pada Senin, meskipun Federal Reserve bersikap hawkish terhadap kenaikan suku bunga.

Di Amerika Serikat, perusahaan-perusahaan energi mengurangi jumlah rig minyak aktif selama sembilan bulan pada Agustus, kata Baker Hughes dalam sebuah laporan.

Selain itu, Badai Tropis Idalia telah terbentuk di Karibia dan dapat menguat menjadi topan dan melanda Florida.

Badai tersebut diperkirakan akan mengenai pusat minyak dan gas di Teluk dan dampak yang paling mungkin adalah pemadaman listrik selama satu atau dua hari, kata Sycamore dari IG. Hal ini "akan memberikan dukungan jangka pendek terhadap harga minyak", katanya.

Harga minyak tetap di atas 80 dolar AS per barel didukung oleh penurunan persediaan minyak dan pengurangan pasokan dari produsen minyak kolektif OPEC+.

Namun, “narasi pengetatan pasokan” telah terkikis oleh prospek pelonggaran sanksi terhadap Iran dan Venezuela, ANZ Research mengatakan dalam catatan kliennya pada Senin.

Baca juga: Minyak menguat di awal Asia setelah China bergerak dukung ekonomi lesu
Baca juga: Emas jatuh lagi setelah ketua Fed biarkan kemungkinan suku bunga naik
Baca juga: Dolar turun di awal sesi Asia, investor pertimbangkan jalur moneter AS

 

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2023