Jakarta (ANTARA) - Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy memimpin The Thirtieth Meeting of The Asean Socio-Cultural Community (Sidang ASCC ke-30) guna membahas berbagai persoalan sosial budaya antaranggota ASEAN.
 
"Hari ini kita melaksanakan pertemuan dalam kaitannya dengan pilar sosial budaya, untuk nanti diadopsi pada KTT ASEAN ke-43 yang dilaksanakan di Jakarta pada September mendatang," katanya dalam konferensi pers di Jakarta, Selasa.
 
Pertemuan tersebut dihadiri oleh sejumlah tokoh, diantaranya Sekretaris Jenderal ASEAN Kao Kim Hourn, serta sejumlah menteri di Asia Tenggara.
 
Dalam kesempatan tersebut, Staf Khusus Menko PMK Bidang Kerja Sama Internasional Joko Kusnanto Anggoro menyebutkan deklarasi dan pernyataan terkait permasalahan sosial budaya di ASEAN pada tahun ini sangat produktif.

Baca juga: Sekjen ASEAN: Indonesia berperan penting pimpin koordinasi isu TPPO

Baca juga: ASCC 2023 sepakati empat komitmen untuk dibahas di KTT ASEAN

 
"Ada resonansi dengan program-program domestik, khususnya terkait pengentasan kemiskinan dan stunting, kemudian pemerataan pembangunan, isu gender dan seterusnya," kata Kusnanto.
 
Kusnanto menyebutkan berbagai prestasi yang telah dicapai oleh Kemenko PMK tersebut juga akan direpresentasikan untuk mewujudkannya dalam level ASEAN.
 
Selain itu, sambung dia, pihaknya juga berupaya untuk menjadikan berbagai persoalan terkait sosial budaya, menjadi salah satu pilar penting agar tetap berlanjut di kepemimpinan ASEAN pada periode berikutnya.
 
"Kami berharap di 2023 dan 2024, kita akan lebih aktif lagi di ASEAN untuk dapat mempromosikan isu sosiokultural," kata Joko Kusnanto Anggoro.

Baca juga: Menko PMK pimpin sidang Dewan Menteri Pilar Sosial Budaya ASEAN ke-29

Baca juga: Menko PMK: Indonesia buka pintu kolaborasi demi kesejahteraan ASEAN


 

Pewarta: Sean Filo Muhamad
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2023