Semua pemukiman yang ditinggalkan masyarakat juga tidak terdapat gas beracun di udara bebas. Oleh karena itu, pengungsi dapat kembali ke rumah masing-masing."
Purwokerto (ANTARA News) - Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menyatakan gas beracun tidak terdeteksi di sekitar Kawah Timbang, Desa Sumberejo, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah.

"Berdasarkan laporan hasil pengukuran gas beracun di lapangan, tidak terdeteksi adanya gas beracun di sekitar Kawah Timbang, Jalan Dieng-Batur, dan Jalan Simpangan-Pekasiran," kata Kepala PVMBG Surono saat dihubungi Antara dari Purwokerto, Sabtu.

Pengukuran gas beracun tersebut, kata dia, dilakukan dua kali antara pukul 00.10-01.45 WIB.

Selain itu, lanjut dia, gas beracun tidak terdeteksi di udara bebas di sepanjang Jalan Sumberejo-Kaliputih.

"Gas beracun juga tidak terdeteksi di udara bebas pada jarak 1 kilometer dan 1,5 kilometer sebelah selatan maupun barat daya Kawah Timbang," katanya.

Berdasarkan pantauan visual, kata dia, tidak terjadi perubahan di Kawah Timbang dan tampak asap putih tipis hingga tebal yang dihembuskan dengan tekanan lemah mencapai ketinggian 50-100 meter.

"Hembusan asap putih terlihat vertikal," katanya.

Menurut dia, pada radius 1.000-1.500 meter dari Kawah Timbang ke arah selatan, barat daya, dan barat tidak tercium bau belerang.

Terkait hal itu, kata dia, PVMBG merekomendasikan semua ruas jalan yang sebelumnya ditutup, dapat dibuka dan digunakan kembali.

"Semua pemukiman yang ditinggalkan masyarakat juga tidak terdapat gas beracun di udara bebas. Oleh karena itu, pengungsi dapat kembali ke rumah masing-masing," katanya.

Oleh karena krisis kegempaan masih terjadi, kata dia, PVMBG merekomendasikan agar tidak ada aktivitas dalam radius 1.000 meter dari Kawah Timbang.

Seperti diwartakan, PVMBG merekomendasikan ruas Jalan Dieng-Batur (jalan antarkabupaten, red.) dan Jalan Simpangan-Pekasiran ditutup untuk sementara guna mengantisipasi kemungkinan adanya gas beracun seperti CO, CO2, dan H2S pascagempa yang terjadi pada Jumat (19/4), pukul 19.00 WIB.

Ruas jalan tersebut dapat dibuka kembali setelah Tim Tanggap Darurat PVMBG mengukur konsentrasi gas di tempat itu dan dan menyatakan tidak ada gas yang berbahaya bagi kehidupan serta ruas jalan aman digunakan.

Kepala PVMBG Surono mengatakan bahwa gempa yang terjadi di Dataran Tinggi Dieng pukul 19.00-19.25 WIB terekam sebanyak 86 kali dengan amplituda maksimum 10-100 milimeter (mm) dan lama gempa 10-70 detik.

Menurut dia, gempa tersebut terasa hampir di seluruh wilayah Dataran Tinggi Dieng dengan skala MMI III-V.

"Sampai laporan ini disampaikan, masih terekam adanya kejadian gempa bumi. Pukul 19.27-20.03 WIB, terekam 74 kali gempa dengan amplituda maksimum 10-100 mm dan lama gempa 5-30 detik," katanya.

Akibat gempa tersebut, warga Dusun Simbar, Desa Sumberejo, dan Desa Pekasiran, Kecamatan Batur, dievakuasi ke dua lokasi pengungsian, yakni Balai Desa Batur untuk warga Dusun Simbar dan Balai Desa Gempol, Kecamatan Pejawaran, untuk warga Desa Pekasiran. (*)

Pewarta: Sumarwoto
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2013