Jakarta (ANTARA) - Kementerian Koperasi dan UKM (KemenkopUKM) bersama dengan Kementerian BUMN dan Pertamina berkolaborasi melanjutkan Program Solar untuk Koperasi (Solusi) Nelayan, yang saat ini telah hadir bagi nelayan di wilayah Pekalongan, Jawa Tengah sebagai salah satu dari 7 SPBU Nelayan (SPBUN) Program Solusi Nelayan di tahun 2023.

"Program bersama ini adalah bentuk sinergi Pertamina sebagai BUMN bersama KemenkopUKM dalam memenuhi bahan bakar bagi nelayan. Kehadiran SPBUN yang bekerjasama dengan koperasi nelayan ini akan mempermudah nelayan mengakses BBM, termasuk BBM bersubsidi,” kata Direktur Logistik dan Infrastruktur PT Pertamina (Persero), Alfian Nasution dalam keterangan resmi yang diterima di Jakarta, Selasa.

Solusi Nelayan menjadi salah satu cara jitu penyaluran BBM yang lebih tepat sasaran. Tercatat, melalui program ini telah disalurkan lebih dari 113 ribu liter BBM untuk kebutuhan melaut dan mencari ikan. Bahkan, Solusi Nelayan juga sudah diintegrasikan dengan Program Subsidi Tepat, lebih dari seribu transaksi di SPBUN program Solusi Nelayan sudah tercatat dalam sistem Subsidi Tepat sehingga penyaluran BBM bersubsidi pun lebih transparan.

“Selain komitmen menyalurkan BBM bagi nelayan, Pertamina Patra Niaga juga harus tetap memastikan BBM ini disalurkan secara tepat, siapa saja kelompok nelayan yang membeli semua tercatat di Program Subsidi Tepat. Jadi ada manfaat bersama, dengan Solusi Nelayan, nelayan dapat mengakses BBM jauh lebih mudah dan di satu sisi Pertamina Patra Niaga juga terbantu menyalurkan BBM tepat kepada nelayan yang membutuhkan,” jelas Direktur Utama PT Pertamina Patra Niaga, Riva Siahaan.

Menteri Koperasi dan UKM (MenkopUKM) Teten Masduki, dalam kesempatan peresmian Program Solusi Nelayan di Kabupaten Pekalongan turut menjelaskan bagaimana vitalnya SPBUN yang bekerjasama dengan koperasi nelayan dalam penyediaan BBM. Menurutnya, program Solusi Nelayan, dapat memberikan kemudahan bagi para nelayan untuk membeli BBM dengan harga normal, bukan harga eceran dan dapat meningkatkan kesejahteraan karena akan memotong sedikitnya 30 persen biaya produksi.

"Penyaluran BBM oleh koperasi akan lebih akurat dengan pendataan dan digitalisasi. Program Solusi Nelayan juga dimaksudkan untuk membangun ekosistem usaha nelayan menjadi lebih unggul dengan kemudahan akses BBM, akses pembiayaan, akses pasar dan pendidikan serta pelatihan," kata Menteri Teten.

Lebih lanjut, kata Teten, Program Solusi Nelayan bukanlah hibah, tetapi satu skema B2B (Business to Business) untuk memperkuat ekosistem usaha nelayan, tidak lagi perorangan tetapi berkelompok.

Untuk saat ini, 5 percontohan (piloting) telah beroperasi, yakni: Aceh dengan pembiayaan mandiri koperasi, Sumatera Utara dengan pembiayaan mandiri koperasi, Indramayu dengan pembiayaan mandiri koperasi, NTB koperasi menggunakan skema pembiayaan LPDB dan Pekalongan tempat peluncuran program ini, koperasi menggunakan skema pembiayaan BSI. Khusus SPBUN Pekalongan ini, setidaknya akan menjangkau 143 anggota nelayan yang tergabung, dan potensi 250 nelayan lainnya yang akan menjadi anggota koperasi.

“Hari ini kita mulai perkuat peran koperasi agar penyaluran BBM lebih akurat. Koperasi hanya akan menyalurkannya kepada para anggota dan tidak untuk dijual bebas guna meningkatkan kesejahteraan dan pemenuhan BBM para nelayan. Dari sisi kelembagaan, koperasi memiliki sistem untuk menjamin pelayanan kepada anggota transparan dan akuntabel. Selain itu, keuntungan koperasi juga akan kembali kepada anggota melalui SHU,” ujar MenKopUKM.

Seorang nelayan di Pekalongan, Karso mengatakan SPBUN ini memudahkan nelayan-nelayan untuk bekerja.

"Ini sangat membantu kami nelayan, cari minyak jadi lebih mudah karena SPBUN ini gampang diakses nelayan,” katanya.

Baca juga: Menkop: Program Solusi beri kemudahan nelayan dapatkan solar murah

Baca juga: Teten ingin layanan SPBU nelayan diperluas hingga ke 250 lokasi

Pewarta: Faisal Yunianto
Editor: Nurul Aulia Badar
Copyright © ANTARA 2023