Bukares (ANTARA News) - Perdana Menteri Rumania Calin Tariceanu hari Kamis mengusulkan penarikan tentara negerinya dari Irak dengan alasan "kemanusiaan dan keuangan" dalam mengelola pasukan di negara terkoyak perang itu Itu merupakan pertama kali Bukares, sekutu Amerika Serikat sejak awal dalam "perang melawan Teror", mengumumkan rencana menarik ke-890 tentaranya tersebut. Tariceanu menyatakan akan meminta Dewan Tertinggi Pertahanan negaranya untuk menarik pasukannya di Irak itu. "Saya memberi wewenang kepada Menteri Pertahanan Teodor Atanasiu untuk meminta dewan itu menarik pasukan dari Irak," kata Tariceanu dalam temu wartawan yang disiarkan media transnasional. Tariceanu merujuk pada keputusan serupa negara lain baru-baru ini, termasuk Italia, yang membawahkan pasukan Rumania, atas langkah mengejutkan itu. "Rumania akan tetap memenuhi kewajibannya sebagai anggota NATO (badan pertahanan Atlantik Utara), yang merupakan bagian tugas putusan NATO, Perserikatan Bangsa-Bangsa atau Eropa Bersatu, tapi akan mengahiri kesertaannya pada tugas lain," katanya. "Saya sudah memberitahu Presiden Traian Basescu tentang keputusan kami, yang diambil dalam sidang partai Liberal Nasional," katanya. Basescu, pendukung Amerika Serikat, beberapa kali dalam beberapa bulan terahir menyatakan pasukan Rumania akan tetap di Irak "selama diperlukan" dan bahwa penarikan hanya akan diputuskan dengan perundingan dengan anggota lain gabungan pimpinan Amerika Serikat. Jepang pekan lalu mulai menarik balatentaranya dari Irak. Tariceanu menyatakan tugas itu terlalu mahal bagi negara miskin bekas komunis itu, yang mengharapkan masuk Eropa Bersatu tahun 2007. Penempatan pasukan itu juga tidak disukai banyak warga Rumania. "Itu tidak mengejutkan dan sudah dibahas dengan mitra Amerika Serikat dan Inggris kami," katanya. Keputusan menarik tentara itu memerlukan persetujuan dewan tersebut dan parlemen. Perdana menteri menyatakan negara Laut Hitam itu akan tetap menempatkan tentara dalam tugas menjaga perdamaian di tempat lain di dunia. Rumania, yang masuk NATO tahun 2004 dengan enam negara lain Eropa bekas komunis, menempatkan 809 tentara di Afganistan dan mengirim pasukan pula ke Bosnia dan propinsi Kosovo, Serbia.(*)

Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2006