Jakarta (ANTARA) - Ketua Pembina Yayasan Pendidikan Pelita Harapan (YPPH) James Riady menyebut Pemimpin Umum Grup Agung Sedayu Sugianto Kusuma (Aguan) sebagai pengembang properti dengan omzet terbesar di Indonesia.

"Bapak Aguan ini adalah pengembang dengan omzet terbesar di Indonesia. Dari semua pengembang, he is the largest, omzet tahunannya is the largest," kata James dalam sambutannya saat acara peletakan batu pertama (groundbreaking) proyek pembangunan sekolah inklusif Hope Academy di kawasan Pantai Indah Kapuk (PIK) 2, Kabupaten Tangerang, Banten, Kamis.

James mendengar perputaran uang di PIK saat ini sudah mencapai Rp65 miliar per bulan dan angkanya masih bisa terus bergerak seiring pembangunan yang terus dikerjakan di PIK.

"Bapak Aguan ini pembangun di Indonesia, salah satunya dikerjakan bersama Bapak Jonathan (Limbong) Parapak, yang namanya Satelindo. Zaman sekarang kita tidak banyak pembangun," kata James.

James juga melihat ada kebaikan nilai estetika yang diterapkan dalam pembangunan PIK yang berlokasi di sebagian Jakarta Utara dan Kabupaten Tangerang tersebut.

Baca juga: KPK dalami pertemuan James Riady dengan Neneng dari pemeriksaan Toto

Di PIK, jalan dibangun secara presisi, serta dibangun pula pantai dengan pasir putih sebagai pemandangan yang menarik pada sisi-sisinya.

"Saya menikmati pemandangan jalan dengan pasir putih dan saya sudah naik yacht untuk melihat dari dua sisi. Jadi saudara-saudara, kita mendoakan agar sekolah yang dibangun di PIK ini bisa menciptakan generasi-generasi yang baik," kata James.

Yayasan Pendidikan Pelita Harapan yang didirikan James Riady serta Grup Agung Sedayu yang dipimpin Aguan akan bekerja sama mengembangkan kota edukasi (educity) di kawasan PIK 2 dengan area seluas kurang lebih 46 hektare.

Langkah awalnya adalah dengan peletakan batu pertama bangunan Hope Academy di area PIK 2 Row 50, Sedayu Indo City unit D57-01, Kabupaten Tangerang, Banten.

Menurut Investor Relation Director Agung Sedayu Group Soesilawati, rencananya bangunan Hope Academy akan menempati area seluas kurang lebih 1,5 hektare.

Baca juga: James Riady tidak penuhi panggilan KPK tanpa alasan

"Kami senang Hope Academy, YPPH, Prasetya Mulya, itu adalah sekolah-sekolah bagus yang akan hadir di PIK dan mudah-mudahan nanti bertambah terus," kata Soesilawati.

Dengan berbagai fasilitas penunjang hidup yang sudah tersedia di PIK 2, Grup Agung Sedayu optimistis bisa menarik berbagai pemangku kepentingan lain di bidang pendidikan dalam negeri maupun luar negeri untuk bekerja sama menghadirkan pendidikan terbaik bagi generasi muda di kawasan itu.

"Yang penting kualitasnya bagus. Yang 'reputable', itu yang kami mau hadir di tempat kami. Jadi kami seleksi juga," kata Soesilawati.

Hope Academy adalah salah satu sekolah di bawah naungan Yayasan Pendidikan Pelita Harapan yang berminat membuka pendidikan inklusif di PIK 2.

Sekretaris Yayasan Pendidikan Pelita Harapan Hans Denny mengatakan Hope Academy merupakan sekolah dengan konsep satu atap, yakni satu bangunan terdapat empat sekolah mulai dari tingkat TK, SD, SMP, dan SMA.

Baca juga: KPK panggil James Riady terkait kasus Meikarta Kamis

Didirikan pada 2019 di Puri Indah, Jakarta Barat, Hope Academy menyediakan sistem pendidikan dinamis yang modern untuk mendukung tumbuh kembang anak secara utuh di tengah zaman yang semakin berkembang pesat.

Sejalan dengan visi dan misi YPPH, Hope Academy diharapkan memberikan dampak positif bagi bangsa, melalui pendekatan holistik yang mencakup pengetahuan, iman, dan karakter, serta menggunakan kurikulum International Baccalaureate (IB) yang disesuaikan dengan perkembangan zaman.

Harapannya, etiap anak bisa mendapatkan pengalaman bersekolah terbaik tanpa khawatir dengan keterbatasan yang dimiliki masing-masing.

Pewarta: Abdu Faisal
Editor: Edy Sujatmiko
Copyright © ANTARA 2023