Inflasi terbesar berdasarkan kelompok ada di pendidikan yang mencapai 1,11 persen...
Surabaya (ANTARA) - Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Timur (Jatim) mencatat inflasi gabungan delapan kota di wilayah kerjanya pada Agustus 2023 secara bulanan (mtm), turun 0,04 persen dari bulan sebelumnya.

"Inflasi pada Agustus 2023 sebesar 0,11 persen lebih rendah 0,04 persen dari sebelumnya pada Juli 2023 yang sebesar 0,15 persen," kata Fungsional Statistisi Ahli Madya BPS Jatim Umar Sjaifudin saat konferensi pers, di Surabaya, Jumat.

Umar menjelaskan, perkembangan inflasi pada Agustus 2023 jika dilihat berdasarkan kelompok secara bulanan, maka kelompok pendidikan yang menjadi tertinggi.

"Inflasi terbesar berdasarkan kelompok ada di pendidikan yang mencapai 1,11 persen, sementara yang mengalami deflasi terbesar adalah kelompok informasi komunikasi dan jasa keuangan yang mencapai 0,12 persen," ujarnya.

Tidak hanya bulanan, katanya lagi, jika dilihat secara tahunan (yty) Agustus 2022 hingga 2023 maka secara gabungan delapan kota di Jatim juga mengalami penurunan sebesar 1,16 persen.

"Pada Agustus 2022 tingkat inflasi di Jatim mencapai 5,29 persen, sementara Agustus 2023 sebesar 4,13 persen, jadi ada penurunan," katanya lagi.

Jika dilihat menurut kelompok, kata dia, inflasi tertinggi ada di kelompok transportasi yang mencapai sembilan persen, sedangkan yang mengalami deflasi di kelompok informasi komunikasi dan jasa keuangan sebesar 0,12 persen.

"Pada komponen energi dan bahan makanan, komponen energi mengalami inflasi sebesar 12,06 persen, sementara bahan makanan juga mengalami inflasi sebesar 4,68 persen," katanya pula.

Selain itu, kata dia, pihaknya juga menjabarkan beberapa fenomena pada bulan Agustus 2023 yang memberikan pengaruh terhadap tingkat inflasi di Jatim.

"Pertama tahun ajaran baru pada Juli 2023, kelompok pendidikan masih memberikan andil terbesar pada inflasi, pada Agustus komponen pengeluaran pendidikan yang memiliki andil besar biaya akademi atau perguruan tinggi," ujar Umar.

Selanjutnya, menurut dia, harga beras terus mengalami kenaikan dan mencapai harga tertinggi selama 2023.

"Hal ini menjadi beras sebagai komoditas penyumbang inflasi terbesar pada inflasi Agustus 2023," katanya pula.

Namun, ujarnya lagi, ada beberapa faktor yang membuat harga beras naik yaitu musim tanam gadu, penurunan luas panen, faktor cuaca El Nino dan adanya kebijakan pemberhentian ekspor beras oleh India.

Selain itu, adanya penyesuaian harga bahan bakar minyak (BBM) pada 1 Agustus 2023, yakni pada pertamax turbo dari harga Rp14.000 menjadi Rp.14.400 per liter.

"Pertamina dex juga, dari Rp13.550 menjadi Rp14.350 serta harga dex juga naik dari Rp13.150 menjadi 13.950 per liter," katanya lagi.

Tak hanya itu, kata dia pula, adanya kenaikan harga gula sebagai hasil adanya kebijakan sesuai Peraturan Badan Pangan Nasional nomor 17 tahun 2023.

"Peraturan ini mengacu harga acuan pembelian produsen sebesar Rp12.500 serta harga acuan penjualan konsumen di Jatim sebesar Rp14.500," kata Umar lagi.
Baca juga: BPS catat inflasi bulanan Jatim sebesar 0,10 persen
Baca juga: Gubernur Jatim tegaskan komitmen kendalikan inflasi di Jatim

Pewarta: Abdul Hakim/Naufal Ammar Imaduddin
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2023