Ini berbeda dengan Desember tahun-tahun sebelumnya yang selalu lebih tinggi dibanding dengan November
Surabaya (ANTARA) -
Badan Pusat Statistik Jawa Timur mencatat inflasi gabungan delapan kota di wilayah tersebut, secara bulanan (m-to-m) pada Desember 2023 sebesar 0,29 persen atau turun 0,02 persen dibanding November 2023, yang tercatat sebesar 0,31 persen.
 
 
Kepala BPS Provinsi Jawa Timur Zulkipli saat menyampaikan Berita Resmi Statistik di Surabaya, Selasa mengatakan inflasi tersebut juga lebih rendah dibanding inflasi bulan yang sama pada tahun sebelumnya, yakni Desember 2022 yang mencapai angka 0,60 persen.
 
 
"Ini berbeda dengan Desember tahun-tahun sebelumnya yang selalu lebih tinggi dibanding dengan November," ucapnya.
 
 
Sedangkan jika dilihat per kota, lanjutnya, maka Kabupaten Sumenep merupakan daerah dengan inflasi tahunan tertinggi yang mencapai 5,08 persen disusul Surabaya dengan inflasi 3,03 persen.
 
 
"Yang terendah ialah Kabupaten Banyuwangi dengan angka inflasi sebesar 2,15 persen," kata Zulkipli.
 
 
Selain itu, Inflasi gabungan 8 Kota IHK Jawa Timur pada Desember 2023 tersebut baik menurut tahun kalender (y-t-d) maupun tahunan (y-o-y) adalah sebesar 2,92 persen.
 
 
"Sedikit lebih rendah jika di banding dengan target yang dicanangkan Bank Indonesia yaitu berkisar 3,0±1 persen," tuturnya.

Zulkipli menjelaskan, jika dilihat berdasarkan kelompok secara bulanan pada Desember 2023, pengeluaran yang tertinggi ada di komponen makanan, minuman, dan tembakau yang mencapai 0,76 persen.
 
 
"Tiga komponen terbesar di kelompok makanan, minuman dan tembakau memiliki andil inflasi sebesar 0,1839 persen, disusul perawatan pribadi dan jasa lainnya dengan inflasi sebesar 0,46 persen dan andil inflasi sebesar 0,0337 persen serta pakaian dan alas kaki dengan inflasi sebesar 0,39 persen dengan andil inflasi sebesar 0,0199 persen," ujarnya.
 
 
Berikutnya, pada kelompok komponen lainnya, yakni energi tercatat di angka -0,09 persen dengan andil sebesar -0,0085 persen.
 
 
"Sementara pada komponen bahan makanan tercatat 0.89 persen dengan andil inflasi sebesar 0,1583 persen," tuturnya.
 
 
Zulkipli menambahkan, penyumbang utama inflasi menurut kelompok pengeluaran pada inflasi Desember 2023 baik pada bulanan, tahun kalender, maupun tahunan adalah kelompok makanan, minuman, dan tembakau.
 
 
"Tiga komoditas utama penyumbang inflasi bulanan Desember 2023 secara tahunan adalah komoditas bahan makanan yaitu beras, cabai rawit dan cabai merah," kata Zulkipli.
 
Ia menilai, ada faktor cuaca, El Nino dan curah hujan yang belum merata yang mengganggu produksi komoditas pertanian tersebut.
 
 
"El Nino berkepanjangan serta curah hujan yang belum merata mengganggu produksi di beberapa daerah sentra produksi," ucapnya.
 
 
Zulkipli berharap, data yang telah disampaikan melalui berita resmi statistik BPS Jatim tersebut bisa dijadikan acuan bagi pemangku kepentingan untuk membuat kebijakan pada  2024.

Baca juga: BPS Jatim: ST 2023 jadi landasan pengambilan kebijakan pemerintah

Baca juga: BPS: Nilai ekspor Jatim Agustus 2023 mencapai 1,70 miliar dolar AS

Baca juga: Perekonomian Jatim capai Rp735,70 triliun pada Triwulan II 2023

Pewarta: Indra Setiawan/Naufal
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2024