Yang menjadi permasalahan utamanya itu ada pada lingkungan tempat kerja dan juga keluarga
Jakarta (ANTARA) - Wakil Menteri Kesehatan (Wamenkes) RI Dante Saksono Harbuwono menyatakan pemberian air susu ibu (ASI) merupakan hak bagi ibu dan anak yang sangat penting untuk memenuhi kebutuhan gizi dan nutrisi, tanpa perlu memandang status.

"Ibu saya memberikan saya ASI sampai usia dua tahun. Jadi ibu saya juga bekerja sebagai guru, beliau memerah susu (ASI) dan disimpan kemudian diberikan kepada saya saat kecil," kata Dante Saksono Harbuwono saat membuka talkshow Puncak Pekan ASI sedunia, Senin.

Dante, dalam keterangannya melalui Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes RI yang terbit di Jakarta hari ini mengatakan menyusui merupakan salah satu investasi terbaik bagi bangsa karena ASI adalah makanan terbaik bagi bayi untuk dapat tumbuh dan berkembang secara optimal.

Baca juga: Persagi DKI gencar kampanyekan pemberian ASI eksklusif 

Bahkan, hak ibu menyusui juga tertuang dalam Peraturan Pemerintah Nomor 33 Tahun 2012 tentang Pemberian ASI Eksklusif, kata Dante menambahkan.

Ia mengatakan, rutinitas pekerjaan tak boleh menjadi penghalang bagi kaum ibu untuk terus memberikan ASI kepada anaknya.

Demikian juga dengan istri Dente, Mutiara Yasmin, yang konsisten memberikan ASI eksklusif kepada buah hatinya di tengah penyelesaian pendidikan dokter spesialis.

"Pahlawan yang kedua setelah ibu adalah istri saya. Waktu itu sambil sekolah menyelesaikan pendidikan dokter spesialisnya sambil memerah ASI-nya, kemudian disimpan di rumah sakit dan dibawa pulang untuk anak," katanya.

Dante menambahkan, semangat kaum ibu memberikan ASI eksklusif untuk anak juga perlu dukungan lingkungan, baik di tempat kerja ataupun keluarga.

Baca juga: Kepala BKKBN tekankan pentingnya peran ibu berikan ASI eksklusif

"Yang menjadi permasalahan utamanya itu ada pada lingkungan tempat kerja dan juga keluarga," katanya.

Dante mengatakan berbagai dukungan dapat dilakukan agar ibu bekerja sambil menyusui, di antaranya dukungan moral dari anggota keluarga, perusahaan atau pemberi kerja menyediakan fasilitas untuk ibu menyusui.

Selain itu, kata Dante, pemerintah membuat regulasi yang mendukung praktik menyusui dan meningkatkan pembinaan dan pengawasan di tempat kerja.

Sementara dukungan masyarakat agar ibu bekerja dapat terus menyusui, bisa dimulai dengan membangun lingkungan yang suportif, katanya.

Dalam kesempatan yang sama, salah satu karyawan PT Chang Shin Indonesia Arini mengatakan tempatnya bekerja dapat menjadi contoh bagi perusahaan lain dalam mendukung ibu menyusui melalui penyediaan fasilitas untuk karyawan yang sedang dalam kondisi menyusui atau hamil.

Baca juga: Kemenkes: ASI turunkan risiko obesitas saat anak beranjak dewasa

"Saya merasa bersyukur adanya dukungan dari perusahaan untuk terus menyusui. Saat ini saya jalan tiga  bulan ASI eksklusif dan itu sangat memudahkan karena kami diberi waktu serta ruang laktasi untuk memerah ASI," katanya.

Nur Aida yang juga salah satu karyawan perusahaan yang sama, telah memberikan ASI eksklusif selama 23 bulan tanpa kendala.

Ia mengatakan, bekerja sudah tidak lagi jadi halangan untuk menyusui, karena didukung keluarga dan perusahaan tempatnya bekerja.

"Bekerja sudah tidak jadi halangan karena kami juga mendapat dukungan dari keluarga, dari orang tua mertua, suami mendukung, utamanya pada saat saya 'down' mereka selalu 'support', jadinya tambah semangat lagi," katanya.

Baca juga: Kemenkes paparkan porsi makan yang tepat bagi ibu menyusui

Pewarta: Andi Firdaus
Editor: Sambas
Copyright © ANTARA 2023