Jakarta (ANTARA News) - Pemegang saham PT Telekomunikasi Indonesia (Telkom) sepakat tidak merombak susunan dan jumlah direksi BUMN tersebut termasuk mempertahankan posisi Dirut Arwin Rasyid. Kesepakatan itu dicapai pada Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) Telkom, di Gedung Telkom, Jakarta, Jumat. Rapat dihadiri sekitar 98 persen wakil pemegang saham, dan disaksikan Deputi Meneg BUMN, Roes Aryawijaya, sebagai wakil pemerintah di PT Telkom. Keputusan tidak merombak direksi, dan tidak menambah jumlah direksi, disampaikan Meneg BUMN Sugiharto melalui surat yang dibacakan Komisaris Utama Tanri Abeng. "Kami mengusulkan, komisaris yang saat ini tetap melaksanakan tugasnya sampai terpilihnya komisaris baru melalui RUPS Luar Biasa. Selain itu, pemerintah tidak menyetujui adanya penambahan maupun pergantian direksi," ujar Sugiharto, seperti dibacakan Tanri Abeng yang juga mantan Meneg BUMN. Agenda ke enam dalam RUPS itu, mendapat persetujuan dari seluruh wakil pemegang saham. Sebelumnya, isu Arwin Rasyid akan dicopot sebagai dirut mengemuka, karena keberadaannya dianggap tidak bisa mengatasi ketidakharmonisan di lingkungan perusahaan telekomunikasi milik pemerintah itu. Terkait kecenderungan adanya friksi antar direksi maupun karyawan itu, Ketua Majelis Pertimbangan Organisasi Serikat Karyawan Telkom, Ishak Yusuf mengatakan keprihatinannya. "Sebagai serikat karyawan Saya prihatin pada kondisi internal Telkom saat ini," ujar Ishak. Ia juga berpendapat, agar potensi Telkom dapat ditingkatkan ke depan, maka tidak perlu adanya perombakan direksi setiap tahun, namun dibutuhkan kerjasama dan melakukan sinergi. Di depan para wakil pemegang saham itu, Ishak mengaku, pada pagi hari (Jumat, 30/6), Sekar secara khusus diterima Meneg BUMN Sugiharto. Menurut Ishak, Menneg BUMN juga sudah mensinyalir adanya ketidakharmonisan di tubuh Telkom. "Keputusan tidak adanya perombakan juga untuk menghindari adanya tuntutan hukum di kemudian hari dari orang-orang yang dicopot," ujar Ishak mengutip Sugiharto. Sementara itu, Dirut Arwin Rasyid mengatakan, hal tersebut merupakan masukan bagi manajemen. Sebagai pekerja tentu memiliki komitmen untuk lebih memajukan perusahaan. "Tidak bisa menilai dari satu orang saja, karena pekerjaan dilakukan secara tim," ujanya. Hal terpenting katanya, bagaimana mengelola kelompok usaha Telkom di masa datang. Ia menjelaskan, sebagai perusahaan publik, Telkom per Juni 2006 memiliki kapitalisasi pasar sebesar Rp150 triliun atau setara dengan nilai perushaan mencapai 16 miliar dolar AS , naik dari Rp100 triliun akhir Juni 2005, atau setara 10 miliar dolar AS. "Kita menargetkan kapitalisasi pasar pada 2010 mencapai Rp300 triliun," ujar Arwin. Hal itu lanjutnya, dapat dicapai dengan mengelola bisnis dan perkembangan teknologi secara baik, menciptakan nilai tambah dengan sinergi dan aliansi Telkom Grup, termasuk menjalin kerjasama dengan pihak luar, serta menjaga budaya orientasi dengan pelanggan.(*)

Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2006