JAKARTA (ANTARA) - Kesempurnaan hanya milik Tuhan, sedangkan manusia sebagai makhluk ciptaan-Nya punya kelebihan dan kekurangan. Kelebihan bukan menjadi sombong, sebaliknya, kekurangan tidak untuk diratapi. Tugas kita, bagaimana memanfaatkan kelebihan untuk kemaslahatan dan menyulap kekurangan menjadi kekuatan. Selebihnya, seni penerimaan diri adalah jurus ampuh untuk memperoleh rasa damai, meski kondisi tidak baik-baik saja.

Ada Ariani Nisma Putri atau lebih populer dengan Putri Ariani, gadis tunanetra berusia 17 tahun yang memiliki prestasi gemilang. Ada pula Mario Dandy Satriyo, pemuda berumur 19 tahun yang tidak memiliki kekurangan fisik, namun tak punya prestasi, kecuali viral karena tindakannya kriminal.

Dari Papua Pegunungan hadir Lilly Indriani Suparman Wenda, anggpta Paskibraka berusia 16 tahun yang tampil memesona di Istana Merdeka pada upacara Hari Kemerdekaan 17 Agustus 2023. Sementara, banyak pelajar yang bersekolah di ibu kota dengan berbagai kemudahan dan fasilitas yang tersedia, tidak dimanfaatkan untuk menggapai prestasi.

Contoh di atas membuktikan bahwa kekurangan dan keterbatasan bukan halangan bagi seseorang untuk menjadi SDM cemerlang. Sebaliknya, berbagai kelebihan dan kemudahan ternyata malah menimbulkan petaka.

Orang-orang bermental juara, mereka hanya fokus pada kekuatan yang dimilikinya seraya mengenyahkan kelemahan yang dapat menghambat langkah untuk melesat maju. Bahkan, dengan kekuatan pikiran positifnya, kekurangan mampu dijadikan peluang untuk menjadi hebat. Semisal para komika yang memiliki kekayaan materi lelucon justru dari kenestapaan hidup di dunia nyata, lantas dikemas dalam gurauan di atas panggung dan sukses melambungkan nama dan kariernya.

Kemudian bagaimana cara mengubah kekurangan menjadi kekuatan, kelemahan menjadi kelebihan? Berikut sejumlah jurus jitu, yang antara lain dipetik dari pandangan motivator Merry Riana via akun medsos berbagi konten video.

1. Berdamai dengan diri sendiri

Merupakan langkah awal yang harus dilakukan. Jangan sibuk mengasihani diri sendiri karena memiliki banyak kekurangan, seperti kekurangan fisik, keahlian/keterampilan, ataupun pengetahuan. Kenali kekurangan diri, lalu berpikir positif dan yakin akan potensi yang dimiliki.

2. Berhenti menyalahkan keadaan

Ini adalah jurus berikutnya, setelah berdamai dengan diri sendiri. Menyalahkan keadaan karena kekurangan yang ada pada diri kita, akan membuat orang lupa bahwa ternyata dia memiliki banyak kelebihan. Jika seseorang sering menyalahkan keadaan, maka akan dipenuhi pikiran negatif yang menghambatnya untuk melangkah maju.

3. Meningkatkan kapasitas

Usai mengetahui kekurangan yang dimiliki, anda harus terus belajar. Belajar meningkatkan kemampuan dan gali semua potensi yang dimiliki. Susun strategi yang tepat untuk mengubah kelemahan menjadi kelebihan. Terus belajar dan jangan gampang menyerah. Dengan terus belajar, anda dapat mengubah kekurangan menjadi kelebihan yang bakal berguna pada kehidupan di masa mendatang.

4. Pribadi yang berani

Berani adalah kunci, yakni berani memulai dan berani untuk gagal. Berani ditertawakan, berani untuk bangkit lagi, berani untuk berproses lagi, dan berani menunjukkan diri dengan kualitas yang sesungguhnya. Semua daya upaya dilakukan dengan didasari segenap keberanian. Meski masih memiliki banyak kekurangan, namun mesti mempunyai pribadi yang berani.

5. Tidak menyerah

Seringkali kita mengeluh pada suatu proses yang tak mudah, oleh sebab perjuangan yang ditempuh tidak berjalan dengan mulus. Pantang menyerah pada suatu proses, karena untuk menjadi individu dengan kualitas premium tidak dapat diperoleh dengan cara instan. Barangkali akan terasa lama melalui proses yang panjang, tapi harus dijalani dengan benar dan sabar. Hasilnya memang tidak langsung terlihat sekarang, namun seiring waktu anda akan terus bertumbuh menjadi SDM varietas unggul.


Penerimaan diri

Mungkin kata yang memiliki makna setara dengan penerimaan diri adalah tawakal. Seberapa keras kita telah berikhtiar, jangan pernah menuntut akan hasil yang sempurna, karena ada Dia yang Maha Penentu. Sebagai penguasa jagat raya, tentu Tuhan tidak suka didikte, apalagi dituntut. Hasil menjadi urusan Tuhan dan merupakan wilayah kewenangan-Nya, sehingga manusia tidak berhak mencampurinya.

Setelah serangkaian usaha dilakukan, bila hasil belum sesuai harapan, maka cara damai untuk menyikapinya adalah dengan melakukan "self acceptance" atau penerimaan diri.

Carol D. Ryff dan Burton H. Singer (2006) dalam jurnal berjudul “Know thyself and become what you are” mengemukakan bahwa self acceptance merupakan proses panjang yang melibatkan kesadaran untuk berjuang secara akurat menerima, tindakan, motivasi, dan perasaan.

Dalam bahasa yang lebih sederhana, penerimaan diri adalah kemampuan menyikapi berbagai situasi dengan cara dan perspektif yang positif. Menerima kenyataan pahit sebagai cara meningkatkan keikhlasan, menerima hal yang menyakitkan untuk mempertebal kesabaran, dan menerima nasib buruk dengan mengambil hikmah di baliknya.

Jangan melawan takdir secara unprosedural atau meretas sistem jika tidak ingin terkena "banned" Tuhan. Semisal, bila ingin kaya, tempuhlah upaya dengan bekerja keras, bukan mencuri, korupsi, atau bersekutu dengan setan untuk mencari kekayaan secara gaib. Kalau ingin tampil cantik, rawatlah diri dengan baik, olahraga teratur, makan bernutrisi dan seterusnya, bukan dengan menerabas jalan pintas, seperti operasi plastik. Semua upaya unprosedural akan berakibat fatal dan bisa lebih buruk dari kondisi sebelumnya.

Karena ada yang berkuasa membolak-balikkan keadaan, maka berdoa kepada pemilik otoritas absolut adalah bagian dari ikhtiar yang dianjurkan. Pada hakikatnya, manusia adalah penerima takdir. Tapi jangan lupa bahwa senang-susah, sehat-sakit, bahagia-sedih, semua ada waktunya untuk dipergilirkan. Maka, jadilah manusia yang bersuka cita dalam menyambut setiap giliran. Menerima takdir indah dengan kesyukuran dan nasib kurang beruntung dengan penerimaan yang baik.

Takdir juga dapat dipertukarkan dengan kegigihan usaha dan keikhlasan dalam berikhtiar. Tentu Tuhan akan menghargai dan memperhitungkan sebuah kesungguhan. Tugas kita hanyalah bersungguh-sungguh dalam menempuh upaya menggapai takdir baik. Jika pun takdir yang diharapkan belum kesampaian, maka jurus seni penerimaan diri dapat mengakhiri segala kepedihan hati.

Sebagaimana Yura Yunita yang merefleksikan penerimaan diri melalui lagu "Tutur Batin". Lirik dalam lagu itu menggambarkan fase perjalanannya sebagai manusia yang melewati pertemuan, kehilangan, penyangkalan, amarah, berandai, depresi, hingga menuju proses penyembuhan. Mari menerima segala yang terjadi dan merayakan semua proses kehidupan, apa adanya!
 

Editor: Masuki M. Astro
Copyright © ANTARA 2023