Dengan tingginya angka PM2,5 itu, maka anggota kelompok masyarakat yang sensitif terhadap kualitas udara berpotensi mengalami efek kesehatan
Jakarta (ANTARA) - Kualitas udara di Jakarta Timur masuk kategori tidak sehat berdasarkan Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU) di Lubang Buaya pada pukul 07.00-07.58 WIB, Rabu.

Hasil pemantauan pada aplikasi JAKI, di Jakarta, menunjukkan kualitas udara di Jakarta Timur tidak sehat dengan angka partikel halus (particulate matter/PM) 2,5 mencapai 110.

Umumnya, kualitas udara dinyatakan baik apabila pantauan ISPU di suatu wilayah kota menunjukkan angka di bawah 50.

Dengan tingginya angka PM2,5 itu, maka anggota kelompok masyarakat yang sensitif terhadap kualitas udara berpotensi mengalami efek kesehatan, meskipun masyarakat umum tidak mungkin terpengaruh.

Selain Jakarta Timur, ISPU di wilayah kota Jakarta lainnya terpantau sedang, yakni Jakarta Pusat (99), Jakarta Utara (90), Jakarta Selatan (79).


Hanya Jakarta Barat yang terpantau memiliki kualitas udara yang baik, berdasarkan pemantauan ISPU di lokasi Kebon Jeruk pada Rabu.

Sementara itu, pada situs pemantauan IQ Air pada Kamis, pukul 07.00 WIB, Jakarta, diklasifikasikan sebagai kota nomor lima dengan pencemaran udara tertinggi di Indonesia.

Adapun indeks kualitas udara (IKU) di Jakarta, Indonesia mencapai 168, dinilai lebih tercemar dibanding Baghdad, Irak, dengan IKU 156.


IKU di Jakarta tinggi karena konsentrasi PM2.5 saat ini sudah 17,9 kali lebih tinggi dari nilai panduan kualitas udara WHO, dengan PM2,5 mencapai 89,6µg/m³, 03 mencapai 64.9µg/m³, dan sulfur dioksida (SO2) mencapai 11.2µg/m³.

Data kualitas udara diperoleh berdasarkan pantauan di 20 stasiun pemantau, di antaranya berada di Layar Permai (PIK), Jalan Raya Pejuangan (Kebon Jeruk), dan Jimbaran (Ancol).

Sementara itu, pada situs pemantauan IQ Air pada Rabu, pukul 07.00 WIB, Jakarta, diklasifikasikan sebagai kota nomor tujuh dengan pencemaran udara tertinggi di dunia.
 
Adapun indeks kualitas udara (IKU) di Jakarta, Indonesia mencapai 152, dinilai lebih tercemar dibanding Chengdu, China, dengan IKU 144.
 
IKU di Jakarta tinggi karena konsentrasi PM2.5 saat ini sudah 11,4 kali lebih tinggi dari nilai panduan kualitas udara WHO, dengan PM2,5 mencapai 57µg/m³.
 
Data kualitas udara diperoleh berdasarkan pantauan di 20 stasiun pemantau, di antaranya berada di Layar Permai (PIK), Jalan Raya Pejuangan (Kebon Jeruk), dan Jimbaran (Ancol).
Baca juga: DLH DKI hentikan operasional gudang batu bara di Jakarta Timur
Baca juga: Tekan polusi, Pemkot - PLN berencana bangun SPKLU di Jakarta Timur 
Baca juga: Jakarta Timur imbau industri cek kadar polutan guna cegah polusi

Pewarta: Abdu Faisal
Editor: Ganet Dirgantara
Copyright © ANTARA 2023