Quetta, Pakistan (ANTARA News) - Serangan granat terhadap sebuah kantor pemilihan umum di Pakistan baratdaya pada Kamis menewaskan satu orang dan mencederai seorang lain, kata sejumlah pejabat, dalam kekerasan terakhir menjelang pemungutan suara bersejarah bulan depan.

Pejabat senior pemerintah Shah Irfan mengatakan, dua orang yang naik sepeda-motor melemparkan granat ke kantor pemilu Sardar Umar Gorgage, seorang pemimpin provinsi dari Partai Rakyat Pakistan (PPP), yang berusaha terpilih lagi pada pemungutan suara 11 Mei setelah berkuasa lima tahun, lapor AFP.

Irfan mengatakan, serangan itu berlangsung di daerah Nushki, sekitar 170 kilometer sebelah barat Quetta, ibu kota Baluchistan, provinsi kaya minyak dan gas yang berbatasan dengan Afghanistan dan Iran.

Belum ada pihak yang mengklaim bertanggung jawab atas serangan itu, namun Taliban Pakistan telah secara langsung mengancam mitra-mitra koalisi pemerintah yang mencakup Partai Rakyat Pakistan, Partai Nasional Awami dan Gerakan Muttahida Qaumi (MQM), yang mereka anggap sekuler.

Seorang pejabat senior lain pemerintah, Tariq Zehri, mengkonfirmasi serangan itu dan mengatakan kepada AFP, "salah satu dari kedua korban tewas kemudian di rumah sakit".

Ada kekhawatiran bahwa kekerasan militan akan merusak pemilihan umum nasional dan regional pada 11 Mei, yang akan menandai peralihan demokratis pertama di negara berkekuatan nuklir itu, yang selama beberapa periode berada di bawah kekuasaan militer.

Tehreek-e-Taliban Pakistan mendalangi dua serangan pada Minggu (15/4) dan pembunuhan seorang calon dari partai sekuler Gerakan Muttahida Qaumi (MQM) pada Kamis (11/4).

Pakistan dilanda serangan-serangan bom bunuh diri dan penembakan yang menewaskan lebih dari 5.200 orang sejak pasukan pemerintah menyerbu sebuah masjid yang menjadi tempat persembunyian militan di Islamabad pada Juli 2007.

Kekerasan sektarian meningkat sejak gerilyawan Sunni memperdalam hubungan dengan militan Al Qaida dan Taliban setelah Pakistan bergabung dalam operasi pimpinan AS untuk menumpas militansi setelah serangan-serangan 11 September 2001 di AS.

Pakistan juga mendapat tekanan internasional yang meningkat agar menumpas kelompok militan di wilayah baratlaut dan zona suku di tengah meningkatnya serangan-serangan lintas-batas gerilyawan terhadap pasukan internasional di Afghanistan. (M014)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2013