Value creation yang didapat dari langkah ini sebesar Rp27 miliar. Selain itu, bisa meningkatkan HOP (hari operasi) dan memastikan bahwa stok batu bara untuk pembangkit dalam kondisi aman
Jakarta (ANTARA) - PLN Energi Primer Indonesia (PLN EPI) bekerja sama dengan PT Krakatau Bandar Samudera (KBS) melakukan uji coba pengapalan dari fasilitas pencampuran batu bara (Shipment Coal Handling & Blending Facility) di Pelabuhan Krakatau Steel, Cilegon, Banten.

Fasilitas Pencampuran Batu Bara (Coal Blending Facility/CBF) ini merupakan teknologi yang paling strategis untuk menjamin pasokan batu bara ke pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) dan juga membuat operasional pembangkit lebih efisien, kata Direktur Utama PLN EPI Iwan Agung Firstantara dalam keterangan di Jakarta, Rabu.

Iwan Agung menjelaskan PLN EPI sebagai subholding PT PLN (Persero) melakukan berbagai upaya untuk menjaga pasokan energi primer, mengingat tugas utama perusahaan sebagai penjamin rantai pasok energi primer ke pembangkit. Salah satunya adalah dengan memperkuat rantai pasok batu bara ke PLTU.

Lewat pengembangan CBF ini membuat kepastian pasokan batu bara dengan kalori yang ada cukup dan mampu diserap oleh pembangkit lewat pencampuran terlebih dahulu.

"Melalui Coal Blending Facility dapat memberikan value creation dimana coal blending memungkinkan PLTU untuk mendapatkan spesifikasi batu bara yang optimum sesuai dengan standar kebutuhan boiler," kata Iwan.

Iwan juga menjelaskan uji coba pengapalan batu bara yang dilakukan di Cilegon ini langsung dikirim ke PLTU Jawa 7. Dari hasil uji coba menunjukkan butuh waktu 8 jam perjalanan, sehingga proses loading dan unloading batu bara ke pembangkit lebih efisien.

Manfaat utama dengan adanya CBF yang dekat dengan lokasi pembangkit, akan memberikan rasa aman bagi PLTU (security of supply) baik dari segi kualitas maupun kuantitas.

Iwan menjelaskan PLTU Jawa 7 selama ini membutuhkan batu bara dengan kapasitas 680 ribu metrik ton per bulan. Selama ini, kebutuhan batu bara PLTU Jawa 7 ada di kalori 4.800. Dengan adanya CBF ini, maka sumber batu bara dengan peringkat kalori rendah (low rank coal) dari pemasok bisa dilakukan pencampuran dengan batu bara kalori lebih tinggi, sehingga mendapatkan kalori yang sesuai.

"Value creation yang didapat dari langkah ini sebesar Rp27 miliar. Selain itu, bisa meningkatkan HOP (hari operasi) dan memastikan bahwa stok batu bara untuk pembangkit dalam kondisi aman," kata Iwan.

Kedepan, CBF ini akan menjadi stream bisnis baru bagi Anak Perusahaan PLN EPI, dalam hal ini PLN BBN, untuk menciptakan produk batu bara baru sesuai dengan permintaan pasar melalui upaya pencampuran batu bara.

Selain itu, lewat kerja sama dengan PT Krakatau Bandar Samudera sebagai penyedia jasa coal blending and port facilities memberikan nilai tambah melalui sinergi BUMN. KBS pun mampu meningkatkan utilisasi idle asset sehingga mampu memberikan nilai tambah bagi negara.

Baca juga: PLN EPI memperbanyak penggunaan kendaraan listrik untuk operasional

Baca juga: PLN EPI kerja sama olah limbah sawit jamin rantai pasok biomassa PLTU

Baca juga: PLN EPI siap menjaga ketersediaan bahan bakar pembangkit

Pewarta: Faisal Yunianto
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2023