Jakarta (ANTARA) - Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta Amerika Serikat (AS) untuk memperluas akses pasar bagi produk-produk Indonesia melalui skema Generalized System of Preferences (GSP).

Permintaan itu disampaikan Presiden Jokowi saat melakukan pertemuan bilateral dengan Wakil Presiden AS Kamala Harris sebelum Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-11 ASEAN-AS di Jakarta, Rabu.

“Presiden juga mendorong realisasi kerja sama rantai pasok yang telah disepakati sebenarnya, tinggal direalisasikan,” kata Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi kepada wartawan di Jakarta, Rabu.

GSP merupakan fasilitas perdagangan berupa pembebasan tarif bea masuk, yang diberikan secara sepihak (unilateral) oleh pemerintah AS kepada negara-negara berkembang di dunia sejak 1974.

Indonesia dan beberapa negara di ASEAN masuk ke dalam negara-negara penerima fasilitas AS tersebut.

Selain meminta perluasan akses pasar, pertemuan bilateral tersebut juga membahas tentang rencana pembentukan Kemitraan Strategis Komprehensif Indonesia-AS yang diusulkan Washington, sekaligus penyusunan rencana aksi secara bersama.

Retno juga menyebut pembentukan Critical Minerals Agreement (CMA) untuk kerja sama terkait mineral kritis dan realisasi Kerja Sama Transisi Energi yang Adil (Just Energy Transition Partnership/JETP) juga dibahas dalam pertemuan tersebut.

JETP untuk Indonesia diluncurkan pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Bali pada November 2022.

JETP merupakan komitmen pendanaan dari negara-negara maju G7, yang beranggotakan AS, Jepang, Jerman, Inggris, Prancis, Italia dan Kanada, ditambah Denmark dan Norwegia, yang tergabung dalam International Partners Group (IPG), untuk mendukung dekarbonisasi Indonesia di sektor energi.

KTT ke-11 ASEAN-AS digelar dalam rangkaian KTT Ke-43 ASEAN pada 4-7 September 2023. Indonesia mengangkat tema Keketuaan ASEAN 2023 yaitu "ASEAN Matters Epicentrum of Growth".

Baca juga: AS umumkan akan bentuk US-ASEAN Center di Washington
Baca juga: AS harap kemitraan bisnis dengan RI meningkat

Pewarta: Shofi Ayudiana
Editor: Arie Novarina
Copyright © ANTARA 2023