KTT ASEAN ini semakin memperkuat, karena kawasan ini merupakan pasar yang cukup besar baik bagi Indonesia, maupun Jawa Barat
Bandung (ANTARA) - Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PMPTSP) Provinsi Jawa Barat meyakini penyelenggaraan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Ke-43 ASEAN pada awal September 2013, bisa memberi efek meningkatnya investasi di Jawa Barat.

"Dengan adanya KTT ASEAN ini semakin memperkuat, karena kawasan ini merupakan pasar yang cukup besar baik bagi Indonesia, maupun Jawa Barat di mana negara-negara ASEAN juga sudah cukup banyak yang masuk seperti Singapura, Malaysia, Thailand," kata Kepala Dinas PMPTSP Jawa Barat Nining Yulistiani di Bandung, Jumat.

Keyakinan tersebut diungkapkan Nining mengingat berdasarkan data yang ada membuktikan investasi di Jabar adalah penyumbang terbesar realisasi pertumbuhan  ekonomi Indonesia selama lima tahun terakhir yang terlihat dalam semester I tahun 2023, pertumbuhan ekonomi Jawa Barat mencapai 5,25 persen yang merupakan tertinggi di Pulau Jawa, bahkan melebihi capaian nasional di 5,17 persen.

"Sektor penyumbang terbesar adalah industri pengolahan bisa kita bilang lebih dari 42 persen, dan ini besar sekali peranan investasi di situ," ucapnya.

Menurut Nining, Jawa Barat sangat berpeluang dilirik menjadi tujuan investasi lebih besar dari negara-negara ASEAN, bahkan juga dunia, karena Jawa Barat memiliki berbagai potensi seperti SDM produktif yang akan terjadi beberapa tahun ke depan seiring dengan terjadinya bonus demografi di Indonesia.

Kemudian, lanjut Nining, peluang investasi di Jawa Barat yang sejalan dengan pembahasan yang dilakukan di KTT Ke-43 ASEAN yang fokus pada industri bersih (Green Industry), energi terbarukan, ketahanan pangan, serta industri padat modal.

Baca juga: Realisasi investasi di Jabar semester I 2023 capai Rp103,6 triliun 

Baca juga: Gubernur Jabar jemput bola ke Tiongkok terkait investasi

"Nah Jawa Barat menawarkan itu semua yang sejalan dengan bahasan KTT ASEAN, dan sudah sangat-sangat siap, seperti kendaraan listrik, kita sudah memiliki ekosistem yang settle yang akan menjadi daya tarik," ucapnya.

Nining mengatakan bahwa pihaknya optimistis karena pihaknya juga selalu menjalin komunikasi dengan pemerintah pusat, terutama Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) dan Kementerian Koordinator Maritim dan Investasi (Kemenkomarves), selain dengan usaha mereka sendiri seperti West Java Investment Roadshow, West Java Investment Summit, dan West Java Investment Partnership.

Dalam kegiatan-kegiatan tersebut, lanjut Nining, ditawarkan proyek-proyek ready to over Jawa Barat yakni energi terbarukan dengan potensi geotermal, energi air, dan matahari; konversi sampah jadi energi (waste to energy); kendaraan listrik; pusat data (data center); hilirisasi pangan (pertanian dan perikanan); serta sektor pariwisata.

"Proyek-proyek yang kita tawarkan itu, kita sudah komunikasikan dengan BKPM dan kementerian, untuk kemudian bersama-sama juga ditawarkan misalnya seperti di acara KTT kemarin itu. Jadi kita komunikasi terus dan menggelar 'event' agar investasi ini bisa  dipromosikan," ucapnya.

Terkait dengan realisasi investasi di Jawa Barat, DPMPTSP mencatat pada semester I (Januari-Juni) 2023 mencapai Rp103,68 triliun.

Capaian tersebut, sekitar 55,14 persen dari target yang ditetapkan oleh Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) tahun 2023 ini sebesar Rp188 triliun.

Investasi sebesar Rp103,68 triliun tersebut, didominasi oleh sektor transportasi, gudang, dan telekomunikasi yang menyumbang senilai Rp24,4 triliun (23,54 persen).

Realisasi penanaman modal asing (PMA) mendominasi investasi di Jawa Barat dengan menyumbang Rp66,43 triliun, sedangkan untuk kategori penanaman modal dalam negeri (PMDN) baru mencapai Rp37,25 triliun.

Nining mengatakan ada beberapa faktor yang membuat para investor asing maupun dalam negeri tertarik untuk berinvestasi di Jawa Barat salah satunya terkait infrakstruktur yang mendukung.

"Tingkat infrastruktur kita relatif lebih baik dibanding yang lainnya, konektivitas dari barat ke timur dari utara ke selatan relatif terhubungkan secara baik, baik lewat jalan tol ataupun jalan nasional," katanya.

Baca juga: BI sebut Jabar berpotensi yang pertama beralih ke kendaraan listrik

Baca juga: Realisasi Investasi Jabar Triwulan I 2023 tertinggi secara nasional

Pewarta: Ricky Prayoga
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2023