Badung (ANTARA) -
Pembukaan Bali Interfood 2023 yang berlangsung 7-9 September di Badung, Kamis (7/9/2023). ANTARA/Ni Putu Putri Muliantari
Ukm peserta Bali Interfood saat menawarkan produk ke pengunjung di Badung, Kamis (7/9/2023). ANTARA/Ni Putu Putri Muliantari
Direktur Pengembangan Ekspor Produk Primer Kementerian Perdagangan (Kemendag) Merry Maryati menilai pameran Bali Interfood ke-5 tahun 2023 dapat membawa dampak positif bagi ekspor Indonesia.

“Tentu ini akan berdampak untuk ekspor, karena turis (di Bali) kan dari luar negeri, itu mereka semua tidak hanya untuk bersantai pasti mempunyai minat tertentu pada produk-produk kita,” kata dia di Kabupaten Badung, Kamis.

“Dan saat ini mereka yang hadir sebagai wisatawan bisa menjadi pembeli, nah itu kita harapkan terjadi transaksi atau potensial transaksi, tapi ke depannya itu harus ditindaklanjuti oleh pelaku usaha di pameran,” sambungnya.

Bali Interfood sendiri merupakan pameran dagang yang tahun ini diikuti oleh 110 perusahaan yang berkaitan dengan makanan, minuman, dan peralatan pendukung di bidang kuliner.

40 peserta diantaranya merupakan usaha kecil menengah (UKM) dalam negeri, sehingga Merry melihat kegiatan ini sebagai strategi pemasaran untuk mengenalkan produk terutama milik pelaku usaha kecil.

“Saya sangat senang karena kita harus mempromosikan produk UMKM utamanya produk ekspor supaya punya nilai tambah lebih, tidak hanya untuk domestik tapi luar negeri,” ujarnya.

Kemendag sendiri mencatat nilai ekspor untuk komoditas makanan olahan tahun 2022 nilainya mencapai 5,3 miliar dolar AD, dengan negara tujuan paling besar Amerika, China, dan negara-negara ASEAN.

Untuk komoditas makanan dan minuman sendiri, ekspornya terus berkembang dalam lima tahun terakhir dengan pertumbuhan lebih dari 7 persen sehingga dinilai produk Indonesia diminati mancanegara.

Selain untuk ekspor, Deputi di Kemendag ini melihat akan ada potensi pelaku usaha dalam negeri seperti hotel-hotel datang untuk mencari sumber bahan makanan dan minuman untuk dapur mereka.

Senada dengan itu, CEO Krista Exhibitions Daud Salim juga menyampaikan bahwa pameran dagang ini ditargetkan memberi dampak tak hanya bagi pelaku usaha peserta pameran tapi juga bagi industri hospitality di Bali.

“Beberapa hotel sudah minta undangan, nanti pimpinan atau koki-kokinya akan hadir di acara ini tentunya mereka mencari beberapa pemasok seperti untuk hasil laut, makanan beku, sampai mesin pendingin disini,” kata dia.

Dalam kegiatan yang berlangsung 7-9 September 2023 di Bali Nusa Dua Convention Center (BNDCC) itu, Daud berharap industri makanan dan minuman yang sudah bangkit dapat semakin cepat pulih setelah pandemi COVID-19.

Hingga saat ini ia mencatat sebanyak 4.000 orang telah mendaftar secara daring untuk mengunjungi Bali Interfood 2023, ditambah lagi panitia memberi kesempatan untuk pengunjung mendaftar langsung di lokasi.

“Jumlah pengunjung sampai semalam yang terdaftar 4.000 lebih dan terus bertambah, kita perkirakan 5.000 pengunjung hadir, (untuk domestik) kebanyakan mereka dari Bali tapi ada juga yang dari Jawa Timur, Jakarta, Kalimantan, NTB, dan NTT,” ujarnya.

Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Bali Tjok Oka Artha Ardhana Sukawati yang merupakan mantan Wakil Gubernur Bali turut merespons positif kegiatan ini.

Selain berdampak saling menguntungkan antara hotel dan pelaku usaha kuliner, kegiatan ini juga memberi dampak baik bagi UKM yang terlibat, lantaran mereka bisa banyak belajar dari pengusaha-pengusaha kuliner yang menjadi peserta.

“Nanti ada seminar pendidikan sangat besar manfaatnya bagi kita di Bali, kemudian dalam proses penyajian bahan-bahan yang saya kira banyak hal baru, kemudian bagaimana mengemas produk tersebut sehingga ini hal positif untuk melihat bagaimana perkembangan usaha di Indonesia maupun Internasional,” ujarnya.


Baca juga: Ekspor Perdana, Glass Bowl Asal Bali Berhasil Tembus Pasar Jepang

Baca juga: Ekspor Bali ke Amerika naik hingga 30 persen pada Maret 2023

Pewarta: Ni Putu Putri Muliantari
Editor: Nurul Aulia Badar
Copyright © ANTARA 2023