Tokyo (ANTARA) - Harga minyak melemah untuk sesi kedua di awal perdagangan Asia pada Jumat, terbebani oleh kekhawatiran atas melambatnya permintaan global, namun masih menuju kenaikan mingguan kedua berturut-turut di tengah ekspektasi pengetatan pasokan.

Minyak mentah berjangka Brent tergelincir 33 sen atau 0,4 persen, menjadi diperdagangkan di 89,59 dolar AS per barel pada pukul 00.50 GMT. Sementara itu, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS tergerus 33 sen atau 0,4 persen, menjadi diperdagangkan di 86,54 dolar AS per barel.

Kedua harga acuan minyak tersebut mencapai level tertinggi dalam 10 bulan awal pekan ini di tengah kekhawatiran potensi kekurangan pasokan selama puncak musim permintaan di musim dingin setelah Arab Saudi dan Rusia memperpanjang pengurangan pasokan sukarela hingga akhir tahun.

Untuk minggu ini, Brent dan WTI masih berada di jalur kenaikan sekitar 1,0 persen.

“Investor mengambil keuntungan setelah reli baru-baru ini yang didorong oleh kekhawatiran atas berkurangnya pasokan menyusul pengurangan produksi yang berkepanjangan di Arab Saudi dan Rusia,” kata Tatsufumi Okoshi, ekonom senior di Nomura Securities.

“Pasar telah memperkirakan berita penurunan pasokan dan memerlukan tanda-tanda jelas dari menguatnya permintaan global, terutama di China, untuk bergerak lebih tinggi,” katanya, seraya mencatat konsensus investor adalah bahwa stimulus Beijing sejauh ini gagal meningkatkan perekonomiannya.

Ekspor dan impor China secara keseluruhan turun pada Agustus, data menunjukkan pada Kamis (7/9/2023), karena dua tekanan yaitu menurunnya permintaan luar negeri dan lemahnya belanja konsumen yang menekan bisnis di negara dengan perekonomian terbesar kedua di dunia itu.

Namun impor minyak mentah China melonjak 30,9 persen pada bulan lalu karena perusahaan penyulingan meningkatkan persediaan dan meningkatkan pengolahan untuk mendapatkan keuntungan yang lebih tinggi dari mengekspor bahan bakar.

Penarikan yang lebih besar dari perkiraan dalam persediaan minyak mentah AS tidak memberikan dukungan terhadap harga minyak.

Stok minyak mentah AS turun selama empat minggu berturut-turut, dengan persediaan turun lebih dari 6,0 persen pada bulan lalu, karena penyulingan minyak beroperasi dengan kecepatan tinggi untuk memenuhi permintaan energi global, data Badan Informasi Energi (EIA) menunjukkan pada Kamis (7/9/2023).

Persediaan minyak mentah AS turun 6,3 juta barel, tiga kali lipat penurunan 2,1 juta barel yang diperkirakan para analis.


Baca juga: Harga minyak jatuh, hentikan reli imbas prospek permintaan lebih lemah
Baca juga: Minyak melemah di Asia karena pasar abaikan kekhawatiran pasokan

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2023