Jakarta (ANTARA) - Analis Bank Woori Saudara BWS Rully Nova mengatakan nilai tukar rupiah bergerak stagnan pada penutupan perdagangan hari ini karena kekhawatiran investor terhadap pemulihan ekonomi China yang tidak pasti dan wait and see (menunggu) rilis data inflasi Amerika Serikat (AS).

“Data inflasi AS akan dirilis pekan depan, di mana akan menjadi acuan arah kebijakan suku bunga The Fed,” ujar dia ketika dihubungi Antara, Jakarta, Jumat.

Pada penutupan perdagangan hari ini mata uang rupiah bergerak stagnan pada Rp15.328 per dolar AS, sama dengan level penutupan sesi sebelumnya sebesar Rp15.328 per dolar AS.

Adapun Kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia pada Jumat melemah ke posisi Rp15.341 dari sebelumnya Rp15.334 per dolar AS.

Rully menyatakan nilai tukar rupiah yang stagnan atau melemah turut dipengaruhi data jobless claims (klaim pengangguran) AS yang lebih Kecil dari perkiraan.

Klaim tunjangan pengangguran awal AS turun 13 ribu menjadi 216 ribu pada pekan yang berakhir pada Sabtu (2/9), mencapai level terendah sejak pertengahan Februari 2023. Klaim tersebut telah menurun selama empat minggu berturut-turut.

“Kenaikan index dolar AS (turut membuat rupiah melemah atau stagnan) karena kekhawatiran pelaku pasar atas kebijakan suku bunga The Fed yang tinggi dan lebih lama,” ucapnya.

Sementara itu, pelemahan ekonomi China masih terus berlanjut yang tergambar dari data ekspor dan impor negara tersebut masih negatif.

Meninjau dari keadaan dalam negeri, cadangan devisa Indonesia turun menjadi 137,1 miliar dolar AS pada Agustus 2023 dibandingkan dengan posisi pada Juli 2023 yang sebesar 137,7 miliar dolar AS.

Menurut Senior Economist PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia Rully Arya Wisnubroto, tekanan terhadap rupiah dalam jangka menengah masih akan tetap tinggi. “Ini dipengaruhi oleh risk-off sentimen terhadap emerging market,” kata Rully.

Baca juga: Dolar AS menguat di jalur kenaikan mingguan terpanjang sejak 2014
Baca juga: Yuan terpuruk 164 basis poin menjadi 7,2150 terhadap dolar AS
Baca juga: Minyak turun di Asia tertekan penguatan dolar dan kekhawatiran China

 

Pewarta: M Baqir Idrus Alatas
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2023