Jakarta (ANTARA) - Dokter spesialis anak divisi endokrinologi RS Cipto Mangunkusumo dr. Ghaisani Fadiana Sp.A (K) mengatakan komplikasi diabetes melitus dapat dicegah dengan cara deteksi dini sebagai usaha untuk meminimalisir komplikasi di kemudian hari.

Ghaisani, dalam diskusi tentang diabetes melitus yang diikuti secara daring, Jumat, mengatakan ada beberapa bentuk deteksi dini yang bisa dilakukan agar komplikasi tidak terjadi terlalu awal dan mengusahakan agar diabetes yang diderita anak jauh dari komplikasi berat.

Pertama, dengan cara screening rutin setiap tahun pada anak-anak yang terutama usia masuk pubertas kalau sudah dan mengalami diabetes sekitar 3 sampai 5 tahun.

“Contohnya untuk evaluasi fungsi kesehatan dan kemudian kita akan periksa urine apakah ada kebocoran di ginjalnya dan fungsi persyarafan, kita akan kita cek per tahun tujuannya supaya deteksi dini,” kata Ghaisani.

Baca juga: Dokter: Pasien diabetes melitus meningkat sebesar 56 persen

Selanjutnya, upaya untuk mencegah terjadinya komplikasi lebih awal adalah dengan menjaga an mengontrol gula darah dalam batas yang normal, yang disebut dengan pemeriksaan HbA1C. Kadar gula darah harian yang disarankan dalam pemeriksaan ini adalah 150 mg/dl.

Pemeriksaan ini dilakukan dengan tujuan mencegah terjadinya komplikasi secara dini dan meningkatkan harapan hidup hingga 20-30 tahun ke depan.

Ghaisani menjelaskan secara umum komplikasi diabetes melitus terbagi dua yaitu komplikasi akut dan kronik. Komplikasi akut terjadi jika gula darah rendah atau gula darah tinggi, sementara komplikasi kronik terbagi dalam dia kelompok besar yang disebut a1 yaitu makrovaskuler dan mikrovaskuler.

Makrovaskuler meliputi pembuluh daeah besar yang nantinya bisa berakibat pada kelainan jantung dan kadar kolesterol tinggi. Sedangkan komplikasi mikrovaskuler meliputi pembuluh darah kecil yang menyerang tiga organ utama tubuh yaitu retina pada mata, kelainan fungsi ginjal dan kelainan di persarafan.

Jika ada komplikasi akut bisa ditangani langsung di rumah sakit tanpa harus dirujuk dengan antidosis dan perwatan di rumah sakit. Namun jika terjadi komplikasi yang terkena organ seperti retina yang berdampak pada penglihatan tau gangguan fungsi ginjal bisa dirujuk ke rumah sakit pusat untuk dipantau tidak hanya dari diabetesnya namun dari segi komplikasinya.

Sementara itu, Ghaisani mengingatkan pada orang tua tidak perlu khawatir jika anak didiagnosa diabetes melitus, karena perlakuannya tidak akan berbeda dengan anak lainnya. Anak dengan diabetes melitus masih bisa tumbuh dengan baik dan punya pertumbuhan yang normal bahkan bisa berprestasi di bidang akademik.

Bahkan ia mengatakan anak atau remaja dengan diabetes melitus tetap bisa berpuasa pada bulan Ramadhan, dengan selalu memantau gula darah. Konsultasikan dengan dokter agar bisa dilihat tren gula darahnya selama beberapa bulan sebelumnya.

“Jadi garis besarnya mungkin ada sedikit penyesuaian dosis insulin, pemantauan gula darah itu yang paling penting,” ucap Ghaisani.

Baca juga: Kenali gejala diabetes melitus pada anak dan penanganannya

Baca juga: IDAI tengarai patogen hingga zat kimia sebagai pencetus diabetes

Baca juga: Dokter sebut risiko komplikasi diabetes di Asia lebih besar dari Eropa


Pewarta: Fitra Ashari
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2023