Forum tersebut juga merupakan salah satu sidelines event dari KTT ke-43 ASEAN dan didukung oleh Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi
Jakarta (ANTARA) - Indonesia Carbon Capture and Storage Center (ICCSC) menyebut penyelenggaraan International dan Indonesia CCS (IICCS) Forum pada 11-12 September 2023 di Jakarta akan berfokus pada pengembangan dan penerapan teknologi carbon capture storage (CCS) secara global.

Salah satu solusi untuk menangani perubahan iklim global akibat emisi gas rumah kaca dengan menerapkan CCS technology atau teknologi penangkapan dan penyimpanan karbon.

"Melalui CCS Forum ini, para peserta, baik pemerintah maupun swasta dapat saling berinteraksi untuk mendapatkan input dan masukan secara global tentang teknologi CCS dan penerapannya di seluruh dunia untuk mengurangi emisi karbon," kata Ketua Panitia Pelaksana IICCS Forum 2023 Merry Marteighianti melalui keterangannya di Jakarta, Jumat.

Forum tersebut juga merupakan salah satu sidelines event dari KTT ke-43 ASEAN dan didukung oleh Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi.

ICCSC menyebut Indonesia memiliki formasi geologi yang dapat dimanfaatkan untuk menyimpan emisi karbon secara permanen melalui teknologi CCS. Selain itu, letak Indonesia yang strategis di Kawasan Asia Pasifik dapat menjadikan Indonesia menjadi regional CCS Hub yang dapat menarik investasi, membuka lapangan pekerjaan, dan akan mendukung pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Sementara, Direktur Utama PT PLN (Persero) Darmawan Prasodjo menyatakan bahwa PLN telah memulai transformasi menuju energi bersih dan implementasi CCS dapat menjadi langkah kritis untuk mencapai tujuan tersebut.

PLN, kata dia, juga telah melakukan kajian neraca massa dan energi terkait implementasi teknologi carbon capture pada PLTU milik PLN dan juga mengkaji peta jalan carbon capture utilization and storage (CCUS) pada pembangkit berbahan bakar fosil.

"PLN juga menjalankan beberapa joint-study dengan institusi global ternama untuk mengkaji implementasi teknologi CCS/CCUS di beberapa pembangkit fosil milik PLN, yaitu PLTGU Tambak Lorok, PLTU Indramayu, PLTU Suralaya, PLTU Tanjung Jati B, PLTU Paiton, dan PLTGU Muara Tawar," ujar Darmawan.

Sinergi antara sektor swasta dan BUMN terkait implementasi CCS juga disambut oleh PT Pupuk Indonesia (Persero), Chevron dan SLB. Langkah itu mencerminkan semangat kolaboratif dalam menghadapi tantangan global dan menjaga keberlanjutan lingkungan untuk generasi mendatang.

Saat ini, Pupuk Indonesia sedang melakukan studi kelayakan untuk proyek blue ammonia di Aceh dengan potensi Arun Field sebagai lokasi CCS.

"Di antara lokasi lokasi potensial untuk cross-border emission storage, yaitu Arun Field, Sunda Asri Basin, and East Kalimantan Basin, yang memiliki potensi kapasitas dan prospek yang sangat besar untuk dikembangkan sebagai CCS Hub di Asia," ungkap Wakil Direktur Utama Pupuk Indonesia Nugroho Christijanto.

Sedangkan, Chevron New Energies (CNE) akan menandatangani dua confidentiality agreements di acara pembukaan IICCS Forum itu dalam rangka pembukaan data, masing-masing dengan PT Pertamina Hulu Mahakam dan PT Pertamina Hulu Sanga-sanga.

Hal tersebut merupakan tindak lanjut dari CCS/CCUS joint study agreement (JSA) dengan PT Pertamina (Persero) yang sebelumnya sudah ditandatangani pada 6 Maret 2023. JSA tersebut bertujuan untuk mengkaji kelayakan penyimpanan CCS/CCUS di Kalimantan Timur.

"Kami telah bermitra dengan Indonesia untuk membantu memenuhi kebutuhan energi Indonesia selama hampir satu abad. Joint study dengan Pertamina ini akan membangun momentum bagi tujuan kita bersama, yaitu memajukan target energi Indonesia sambil mengejar masa depan yang rendah karbon. Kami memiliki kemampuan yang unik dan pemahaman mendalam tentang geologi Indonesia untuk mendukung pemanfaatan CCS/CCUS," ujar Chevron Indonesia Country Manager Wahyu Budiarto.

Sementara itu, Managing Director Indonesia of SLB Scott Cremin menyampaikan bahwa seiring dengan percepatan industrialisasi dan pembangkit listrik di Indonesia, SLB merangkul dan mendukung sepenuhnya proyek pengembangan CCS yang dapat membuka kesempatan bagi dunia industri untuk menghindari biaya retrofit (penambahan fitur dan teknologi baru pada sistem lama) yang lebih tinggi di masa mendatang.

"Dengan berbagai peluang yang ada di Indonesia, tempat penyimpanan CO2 potensial telah berhasil teridentifikasi di beberapa wilayah, termasuk salah satunya di Sumatera Selatan sebagai kandidat terbaik, menurut data dari Lemigas yang meliputi cadangan minyak dan gas, cadangan air bersalinitas tinggi, dan lapisan endapan batu bara," ucapnya.

Baca juga: RI perluas teknologi CCS untuk efisiensi menuju energi bersih
Baca juga: ICCSC sebut Indonesia miliki potensi besar terapkan teknologi CCS
Baca juga: Luhut: Indonesia bidik jadi hub regional "carbon capture and storage"

Pewarta: Benardy Ferdiansyah
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2023