...`Non Performing Financing` rendah...
Jakarta (ANTARA News) - PT Bank Muamalat Indonesia Tbk mencatat pertumbuhan laba bersih sebesar 42,3 persen sepanjang tahun 2012 menjadi sebesar Rp389,4 miliar, dari sebelumnya Rp273,6 pada 2011.

"Laba bersih Bank Muamalat tercatat meningkat 42,3 persen pada 2012. Sedangkan pencapaian laba sebelum pajak tercatat Rp521,8 miliar atau meningkat 40,4 persen dari Rp371,7 miliar 2011," kata Direktur Utama Bank Muamalat Arviyan Arifin, saat paparan Kinerja Keuangan Bank Muamalat Tahun 2012, di Jakarta, Senin.

Dia mengatakan pencapaian laba bersih ditopang juga oleh pertumbuhan aset 38,1 persen (belum diaudit) dari Rp32,5 triliun 2011 menjadi Rp44,9 triliun 2012.

"Pertumbuhan aset ini membawa `market share` Bank Muamalat meningkat dari 22,3 persen pada 2011 menjadi 23,0 persen pada 2012 terhadap industri perbankan syariah," papar Arviyan.

Di sisi lain pembiayaan yang disalurkan Bank Muamalat berjumlah Rp32,9 triliun sepanjang 2012, atau tumbuh 46,3 persen dari Rp22,5 triliun pada 2011, dengan "Financing to Deposit Ratio" (FDR/rasio dana terhadap pembiayaan) 94,2 persen.

"Penyaluran pembiayaan terutama dikontribusikan akad Murabahah yang mencapai 49,68 persen dari total portfolio, dan diikuti akad bagi hasil Mudharabah dan Musyarakah yang porsinya mencapai 45,79 persen," tuturnya.

Dia mengatakan pertumbuhan pembiayaan Bank Muamalat cukup ekspansif dengan indikator FDR meningkat dari 85,2 persen pada 2011 menjadi 94,2 persen di 2012.

"Meskipun ekspansif, tingkat pembiayaan bermasalah atau `Non Performing Financing` rendah yaitu 1,81 persen," ujarnya.

Lebih jauh dia mengatakan penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) Bank Muamalat hingga akhir 2012 sebesar Rp34,9 triliun atau meningkat 30,4 persen dari Rp26,8 triliun 2011. Pertumbuhan DPK, kata dia, dikuti pertumbuhan dana ritel dari produk tabungan yang mencapai 35,3 persen, dan rasio kecukupan modal 11,57 persen.

"Pertumbuhan DPK tabungan dihasilkan dari rekening baru, dan meningkatnya saldo rekening nasabah," ucapnya.

Sementara itu sepanjang 2012 Bank Muamalat telah menjalankan aksi korporasi dalam rangka penguatan struktur permodalan melalui penerbitan Sukuk Sobordinasi Berkelanjutan Tahap I sebesar Rp800 miliar.

"Sukuk berakad Mudharabah ini sangat diminati sehingga mengalami `oversubscribe` dengan permintaan mencapai Rp1,13 triliun," kata dia.

Pewarta: Rangga Jingga
Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2013