Yogyakarta (ANTARA News) - Kawasan obyek wisata Kaliurang di Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), yang berada di kaki Gunung Merapi bagian selatan, saat ini mulai dikunjungi wisatawan, meskipun aktivitas gunung itu masih berstatus "awas". Ketua Asosiasi Perhotelan Kaliurang (ASPEK) Sleman Yogyakarta, Christian Awuy, di Yogyakarta, Minggu, mengatakan jumlah wisatawan memang tidak banyak, tapi paling tidak kunjungan mereka mengindikasikan bahwa kondisi Kaliurang sudah aman untuk dikunjungi, meskipun masih ada tempat tertentu yang dinyatakan tertutup karena dianggap berbahaya seperti di Gardu Pandang Kali Boyong. "Tiga hari lalu sudah ada rombongan siswa dari luar daerah sebanyak 500 orang dengan 10 bus wisata mengunjungi Kaliurang dan menginap selama tiga hari, dan kunjungan itu cukup menggembirakan pelaku wisata Kaliurang,"ujarnya. Ia mengatakan sebagai upaya mengangkat kembali obyek wisata Kaliurang, pihaknya merencanakan melakukan temu pelaku wisata dengan tema "Recovery Kaliurang" untuk menyusun "crash program" pariwisata Kaliurang. Dengan demikian, diharapkan pelaku wisata Kaliurang bisa melihat peluang untuk menarik minat wisatawan mengunjungi obyek wisata tersebut, dan menciptakan "image" Kaliurang yang aman dan nyaman dikunjungi. "Dalam waktu dekat kami merencanakan menyelenggarakan atraksi wisata antara lain pertunjukkan `group band` terkenal, festival makanan tradisional Kaliurang "jadah-tempe", bahkan pada Minggu (2/7) ini klub Malioboro Hash menyelenggarakan kegiatan di obyek wisata ini,"ujarnya. Menurut dia, upaya lain untuk mengangkat Kaliurang adalah dengan melakukan "Road Show" ke Bali dan Jakarta, untuk mengkampanyekan Kaliurang sebagai obyek wisata yang aman dikunjungi. Melalui kegiatan tersebut obyek wisata alam Kaliurang diharapkan bisa pulih kembali dan kembali didatangi banyak wisatawan seperti sebelum terjadi peningkatan aktivitas Gunung Merapi, dan mereka juga diharapkan menginap di obyek wisata itu, katanya. Ia mengatakan, sejak aktivitas Gunung Merapi dinyatakan berstatus "waspada" 12 April 2006, yang kemudian diikuti peningkatan status menjadi "awas" hingga saat ini, praktis selama tiga bulan terakhir kehidupan perhotelan di Kaliurang memprihtinkan, karena Kaliurang dinyatakan tertutup bagi wisatawan. "Pada masa itu, pemilik 260 hotel anggota ASPEK yang meliputi dua hotel bintang, 40 hotel Melati dan sekitar 200 pondok wisata, beserta karyawannya tidak memiliki penghasilan lagi," ujarnya. Ia mengatakan, kondisi kawasan Kaliurang yang makin memprihatinkan itu diperparah dengan peristiwa bencana alam gempa bumi yang melanda sebagian wilayah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY),27 Mei 2006, yang menelan banyak korban jiwa maupun harta dan meluluhlantakkan puluhan ribu rumah di Kabubaten Bantul dan wilayah lain. "Bencana gempa itu membuat calon wisatawan mancanegara takut datang ke Yogyakarta, apalagi sejumlah situs internet memberitakan bahwa gempa telah melululantakkan bangunan termasuk hotel di Yogyakarta, sehingga mereka mengira tidak ada lagi hotel di daerah itu," ujarnya. (*)

Copyright © ANTARA 2006