Lhasa (ANTARA) - Daerah Otonom Tibet di China barat daya telah mencapai netralitas karbon secara keseluruhan, demikian diungkapkan oleh Yan Jinhai, kepala pemerintahan daerah tersebut, dalam sebuah forum tentang ekosistem Dataran Tinggi Qinghai-Tibet yang dibuka pada Minggu (10/9).

Forum Namjagbarwa tentang pembangunan dataran tinggi peradaban ekologi nasional di Tibet dimulai pada Minggu di Kota Nyingchi, Daerah Otonom Tibet. Saat berbicara dalam upacara pembukaan tersebut, Yan mengatakan bahwa Tibet dapat memberikan kontribusi yang lebih besar terhadap target karbon ganda China.

Saat ini, penyerapan karbon di ekosistem Dataran Tinggi Qinghai-Tibet mencapai 162 juta ton per tahun, menyumbangkan 8 hingga 16 persen dari total penyerapan karbon ekosistem di China, menurut para ahli yang hadir dalam forum itu.

Berdasarkan data yang digabungkan dengan temuan survei penelitian ilmiah kedua China di Dataran Tinggi Qinghai-Tibet, penyerapan karbon tahunan ekosistem Tibet dalam beberapa tahun terakhir mencapai sekitar 47,6 juta ton karbon dioksida, dengan emisi karbon tahunan mencapai sekitar 11,5 juta ton, mengindikasikan bahwa area tersebut sebenarnya memang sudah berada dalam kondisi netral karbon, demikian para ahli menjelaskan.

Lebih dari 120 pejabat pemerintah, pakar, dan akademisi yang meliputi sejumlah akademisi ternama dari Akademi Ilmu Pengetahuan China dan Akademi Teknik China hadir dalam forum yang berlangsung selama dua hari itu.

China telah membuat kemajuan luar biasa dalam mempromosikan energi hijau dan rendah karbon, dengan proporsi sumber energi bersih mengalami peningkatan, menurut buku putih yang dirilis oleh Kantor Informasi Dewan Negara China sebelumnya pada tahun ini.

Dari 2012 hingga 2021, China telah menanam 64 juta hektare pohon, melakukan upaya pencegahan dan pengendalian penggurunan terhadap 18,53 juta hektare lahan, serta menambah atau merestorasi lebih dari 800.000 hektare lahan basah, menurut data dari makalah yang berjudul "Pembangunan Hijau China di Era Baru" (China's Green Development in the New Era).

Selama periode tersebut, energi terbarukan juga memainkan peran yang lebih signifikan dalam bauran energi negara itu dan industri ramah lingkungannya terus berkembang. Pada 2021, nilai output industri konservasi energi dan perlindungan lingkungan China melampaui 8 triliun yuan (1 yuan = Rp2.088), papar makalah tersebut.

China mengumumkan akan mencapai puncak emisi karbon dioksida pada 2030 dan mencapai netralitas karbon pada 2060. 


 

Pewarta: Xinhua
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2023