12 anggota terluka akibat terkena lemparan batu.
Batam (ANTARA) - Petugas yang tergabung dari TNI, Polri, satpol PP, dan Direktorat Pengamanan BP Batam memukul mundur massa pengunjuk rasa penolakan pengembangan Kawasan Rempang dari depan Kantor BP Batam, Senin sekitar pukul 15.30 WIB.
 
Wartawan ANTARA di Batam melaporkan bahwa ratusan petugas beratribut lengkap disertai kendaraan taktis itu mendesak maju ke kerumunan massa unjuk rasa karena warga menolak menyelesaikan permasalahan ini secara damai. Akibatnya, terjadi bentrokan antara pengunjuk rasa dan petugas.
 
Petugas yang memaksa mundur sempat dilempari batu oleh pengunjuk rasa. Mereka terus mendorong warga hingga akhirnya berhenti di depan Gedung Lembaga Adat Melayu (LAM) Batam.
 
Beberapa dari pengunjuk rasa ada yang masuk ke dalam gedung tersebut, sedangkan yang lainnya masih berada di luar. Terlihat beberapa orang juga sudah diamankan oleh pihak kepolisian.
 
Hingga saat ini, situasi sudah berangsur-angsur kondusif. Namun, petugas gabungan masih terus berupaya untuk mengamankan situasi di lokasi ricuh.
 
Beberapa ruas jalan juga sempat terganggu dengan adanya aksi tersebut. Akan tetapi, masih bisa dikondisikan oleh petugas.
 
Aksi unjuk rasa warga yang menolak pengembangan Kawasan Rempang di depan Kantor Badan Pengusahaan (BP) Batam ricuh, Senin sekitar pukul 12.30 WIB.
 
Akibat kericuhan tersebut, beberapa petugas dilaporkan terluka akibat lemparan batu. Sementara itu, dari pihak warga, masih belum diketahui apakah ada korban.

"Ada 12 anggota saya yang terluka akibat terkena lemparan batu," ujar Kapolresta Barelang Kombes Pol. Nugroho Tri Nuryanto di lokasi.

Baca juga: Aksi unjuk rasa di depan kantor BP Batam ricuh
Baca juga: Pengembangan kawasan Rempang Batam jadi mesin ekonomi baru Indonesia

Pewarta: Ilham Yude Pratama
Editor: D.Dj. Kliwantoro
Copyright © ANTARA 2023